2022, Penjualan Tiga Emiten Properti Melejit 35%

14 Maret 2023 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - Tiga emiten properti mampu mendongkrak penjualan sekitar 35%, yakni dari Rp 11,27 triliun menjadi Rp 15,18 triliun pada 2022 dibandingkan dengan setahun sebelumnya.  Ketiga emiten properti itu adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI).

Bisnis properti rumah tapak (landed house) masih menjadi motor pemasukan para pengembang pada 2022.

Mengutip laporang keuangan BSDE, pada 2022, pengembang ini mengerek penjualan tanah dan bangunan menjadi Rp 7,29 triliun dibandingkan setahun sebelumnya yang Rp5,24 triliun. Begitu juga dengan DUTI yang penjualan tanah, rumah tinggal, dan rumah toko (ruko)-nya melejit dari Rp 1,07 triliun menjadi Rp 1,78 triliun.

“Ini bukti bahwa pasar properti khususnya landed residential sudah pulih sejak akhir tahun 2021,” tutur pengamat bisnis properti Panangian Simanungkalit kepada Investor Daily, Selasa (14/3/2023).

Direktur Bumi Serpong Damai (BSDE) Hermawan Wijaya pernah mengatakan, penjualan mereka disumbang dari proyek di Kawasan BSD City, Tangerang, Banten. BSD City merupakan proyek pengembangan kawasan yang utamanya merupakan produk hunian.

“Tahun 2022, penjualan dari kawasan BSD City penyumbang terbesar 74%. Land bank di kawasan BSD City memang luas sekali dibandingkan  dengan Grand Wisata dan Kota Wisata maupun proyek kami di Balikpapan,” kata dia.

Menurut Panangian, kemampuan ketiga pengembang tadi dalam mencetak pendapatan tak terlepas strategi menghadapi pasar pascapandemi Covid-19. “Tentu saja pengembang ini cukup cerdas melakukan penyesuaian stategi pemasaran yang lebih sesuai dengan kondisi pasar pascapandemi Covid-19,” ujar Panangian.

Membaiknya penjualan residensial pada 2022 selaras dengan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia.

“Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2022 tumbuh melambat. Penjualan properti residensial tumbuh sebesar 4,54% (year on year/yoy) pada triwulan IV 2022, lebih rendah dari 13,58% (yoy) pada triwulan III 2022,” papar Erwin Haryono, direktur eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia dalam publikasinya, belum lama ini.

Masih Prospektif

Menurut Panangian, sektor properti masih prospektif pada 2023. Sejumlah faktor positif terlihat pada tahun ini.

“Penjualan properti akan tumbuh berkisar 7-8% tahun ini. Faktor penopangnya pastinya pertumbuhan PDB yang stabil di atas 5%,” paparnya.

Dia mengestimasi, kapitalisasi penjualan rumah tapak pada 2023, akan tumbuh berkisar 10-12% menjadi direntang Rp 114-118 triliun, naik dibandingkan dengan tahun 2022 yang hanya sebesar Rp 89 triliun.

“Pasar perumahan tahun 2023 akan didominasi oleh pasar rumah tapak yang mencapai 90%, sisanya adalah apartemen,” tutur Panangian.

Hermawan mengatakan, pihaknya menyadari adanya tantangan ekonomi global maupun nasional yang bisa memengaruhi pertimbangan masyarakat untuk membeli rumah maupun berinvestasi di sektor properti.

Sekalipun demikian, jelasnya, BSD sebagai bagian dari Sinar Mas Lan (SML) berkeyakinan pada keberlanjutan strategi inovasi produk yang selalu memerhatikan tren dan kebutuhan konsumen serta pangsa pasar.

“Kami juga memberikan stimulus untuk mengajak masyarakat tetap melirik sektor properti tahun 2023 dengan meluncurkan program national sales bertajuk Smart Move. Program ini memberikan subsidi bunga, subsidi DP, hingga subsidi biaya KPR dan diharapkan dapat meyakinkan konsumen untuk membeli properti idaman mereka di tahun ini,” kata dia.

Menurut Hermawan, kuatnya sektor properti tahun 2023 juga mulai terlihat dari tingginya permintaan produk properti segmen premium di BSD City, Tangerang, Banten. SML optimistis bahwa segmen properti premium akan semakin meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia.

Salah satu produk yang dirilis SML awal 2023 adalah kawasan residensial terbaru, yakni Eonna. Hunian ini didesain dengan konsep Luxury Korean Newtro (New-Retro) Living.

Sementara itu, bagi Vivin Harsanto, head of Advisory JLL, rumah tapak masih menjadi sektor properti yang diminati, khususnya oleh pengguna akhir (end user). Kondisi pasar semakin kompetitif dengan diluncurkannya beberapa kawasan kota mandiri baru, seperti di area Tangerang dan Bekasi.

“Meskipun insentif perpajakan dari pemerintah telah berakhir di September 2022, pengembang terpantau masih tetap aktif menawarkan berbagai tipe di berbagai segmen secara offline dan online disertai dengan kemudahan pembayaran uang muka dengan cara bayar yang menarik,” kata dia, dalam keterangan tertulisnya, beberapa waktu lalu.

Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)