Acset Indonusa (ACST) Raih Kontrak Baru Rp 529,65 Miliar di Sepanjang Semester I-2022

11 Juli 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) makin giat mengejar kontrak anyar. Terlebih, sepanjang semester I-2022, ACST telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 529,65 miliar.

Kontrak tersebut meliputi kontrak untuk beragam pekerjaan infrastruktur.

“Data perolehan kontrak baru ACSET sampai dengan bulan Juni 2022 sebesar Rp 529,65 miliar, dengan diantaranya berasal dari fondasi sebesar 14,71%, struktur sebesar 1,26% dan infrastruktur sebesar 84,03%,” ungkap Sekretaris Perusahaan ACST, Maria Cesilia Hapsari kepada Kontan.co.id (11/7).

Menurut Maria, ACST akan berupaya untuk mendapatkan proyek-proyek baru secara selektif dan memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan kemampuan dan kapasitas ACST. 

Strategi ACST, perusahaan akan mengutamakan prinsip safety dan quality sebagai prinsip utama kerja, melakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai operational excellence, memanfaatkan teknologi engineering untuk meningkatkan efisiensi, memperkuat aliansi dengan mitra strategis, dan proaktif memperkaya keahlian guna menyediakan jasa konstruksi terintegrasi. Maria tidak merinci berapa target perolehan kontrak baru yang dikejar oleh ACST.

Selain mengejar target baru, ACST juga terus menggarap sejumlah proyek berjalan. Beberapa proyek ACST yang tengah  berjalan dan ditargetkan akan rampung di akhir tahun 2022 meliputi Thamrin Nine, The Stature Kebon Sirih, Arumaya Residence, PLTU Soma Karimun, PLTM Besai Kemu, Proyek 1st Float Glass KCC, Soil Improvement Batang dan Additional works SWDA SWDC Absorber. 

Sementara itu, proyek yang ditargetkan rampung di tahun 2023 adalah proyek Penambahan Lajur ke-3 Segmen Cikande serta Shoreline Protection.

Maria mengakui, seperti kontraktor-kontraktor lainnya, ACST juga dihadapkan pada fenomena kenaikan harga bahan-bahan material bangunan dengan kenaikan yang bervariasi. Maria tidak merinci berapa kisaran kenaikan harganya.

 

Yang terang, Maria menegaskan bahwa ACST bisa meminimalisir dampak kenaikan harga tersebut.

“Hingga saat ini dampaknya belum terlalu signifikan berimbas kepada kinerja perusahaan. Untuk menyiasati hal tersebut Perseroan menerapkan strategi untuk efisiensi dari sisi harga, misal melakukan kontrak payung, maintain kerjasama partnership dengan vendor, serta menjalankan metoda kerja yang tepat di proyek,” terang Maria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News