Adaro (ADRO) Beberkan Proyek di Kaltara, Mulai dari Smelter Aluminium hingga PLTU

21 Februari 2023 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) buka-bukaan mengenai besaran belanja modal pada tahun 2023, yakni US$ 500-600 juta.

Alokasinya untuk belanja modal rutin dan ekspansi, terutama untuk pertambangan, jasa pertambangan, dan logistik.

Namun demikian, manajemen Adaro menegaskan bahwa belanja modal itu tidak termasuk belanja modal untuk proyek transformasi bisnis di Kalimantan Utara (Kaltara).

Adaro memiliki beberapa proyek yang akan dilaksanakan di kawasan industri tersebut, termasuk smelter aluminium dan PLTU yang menjadi sumber energinya, serta PLTA.

"Porsi ekuitas Adaro pada proyek-proyek ini akan diumumkan kemudian,” ungkap manajemen Adaro dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (21/2/2023).

Dalam keterbukaan informasi terpisah, manajemen PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyebut bahwa belanja modal ADMR – anak usaha Adaro – sekitar US$ 70-90 juta pada 2023 untuk segmen batu bara metalurgi.

Anggaran belanja modal itu belum termasuk belanja modal untuk smelter aluminium. Perusahaan memperkirakan pencapaian financial close proyek ini pada semester I-2023 dan akan membuat pengumuman lebih lanjut mengenai porsi ekuitas di kemudian hari.

Melalui PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), ADMR aktif berpartisipasi di industri hilir mineral di Indonesia. Grup Adaro pertama kali mengumumkan minat pada bisnis smelter aluminium pada akhir tahun 2021 dan dalam kurun waktu setahun, perusahaan berhasil mendapatkan mitra-mitra dan komitmen offtake. ADMR akan memimpin proses transformasi Grup Adaro untuk mendukung ekonomi hijau.

Pada tanggal 13 November 2022, ADMR menandatangani nota kesepahaman dengan Hyundai Motor Company (HMC) pada acara pertemuan B20 di Bali. Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, HMC mendapatkan hak untuk membeli aluminium yang diproduksi KAI pada tahap awal, dan hak atas negosiasi pertama untuk membeli aluminium karbon rendah yang akan diproduksi KAI (volume offtake belum ditentukan, pada kisaran sekitar 50 ribu sampai 100 ribu ton aluminium per tahun).

Pada tanggal 20 Desember 2022, KAI menandatangani perjanjian penyertaan saham bersyarat dengan Aumay Mining Pte Ltd (Aumay) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) yang mana menurut perjanjian tersebut kepemilikan KAI akan meliputi ADMR 65% (melalui perusahaan anaknya), Aumay 22,5%, dan CITA 12,5%.

Perolehan dari transaksi ini akan digunakan untuk mengembangkan smelter aluminium KAI yang akan menjadi proyek pertama kawasan industri hijau di Kalimantan Utara. Fase 1 smelter aluminium ini akan memproduksi 500.000 ton aluminium per tahun. Konstruksi jeti, persiapan lahan, serta infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai, dan fase pertama proyek ini diperkirakan akan rampung pada semester pertama tahun 2025 karena konstruksi diperkirakan akan memakan waktu sekitar 24 bulan.

Editor : Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)

Sumber : Investor Daily