Akan rights issue, Estika Tata Tiara (BEEF) bidik dana segar lebih dari Rp 100 miliar

21 Desember 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) berencana menghimpun pendanaan eksternal. Rencananya, penghimpunan dana eksternal tersebut dilakukan melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atawa rights issue.

Direktur Utama Estika Tata Tiara Yustinus Sadmoko mengatakan, BEEF akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana rights issue pada 21 Januari 2021 mendatang. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya mencapai 1.884.312.565 lembar saham.

“Kami masih belum tentukan harganya, kita masih harus hitung lagi sesuai aturan, tapi yang kami targetkan di atas Rp 100 miliar,” kata Yustinus dalam acara paparan publik yang berlangsung secara virtual, Senin (21/12).

Selain digunakan sebagai modal kerja dan memperkuat struktur permodalan, hasil bersih yang didapat dari rights issue rencananya dipertuntukkan untuk membiayai pendanaan investasi-investasi perusahaan di bidang pengembangan bisnis-bisnis bernilai tambah.

Yustinus berujar, BEEF memiliki rencana ekspansi fasilitas makanan olahan dan cold chain logistics di Cikarang, Jawa Barat untuk menunjang pertumbuhan bisnis perusahaan di masa depan. Targetnya, fasilitas tersebut akan memiliki kapasitas produksi sebanyak 45 ton per hari dan kapasitas cold storage sebanyak 7.000 pallet.

Rencana ini berdasar pada proyeksi perusahaan bahwa permintaan convenient food, frozen food, dan permintaan jasa infrastruktur cold chain akan terus meningkat setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Sejauh ini, belum ketahuan berapa total nilai investasi yang dibutuhkan untuk mendanai agenda ekspansi tersebut. Yang terang, sebagian kebutuhan pendanaannya akan memanfaatkan sebagian hasil bersih yang didapat dari rights issue.

Kalau tidak ada aral melintang, harapannya agenda ekspansi tersebut bakal sudah bisa direalisasikan mulai paruh kedua tahun depan. Namun demikian, eksekusinya akan dilakukan dengan menimbang kondisi keuangan perusahaan terlebih dahulu pada saat itu.

“Ada berbagai checklist yang harus kita capai dulu  sebelum kita mulai masuk ke investasi lagi yang tentu saja nomor satu adalah kita posisi keuangan kita harus lebih baik dulu, kita aman di posisi keuangan, di modal kerja, baru kita bisa masuk ke rencana-rencana berinvestasi,” terang Yustinus.

Sedikit informasi, BEEF mencatatkan penurunan penjualan sebesar 1,72% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 903,25 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 887,64 miliar di Januari-September 2020.

Seturut penjualan yang turun, BEEF membukukan rugi bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 101,68 miliar di sepanjang Januari-September 2020.  Sebelumnya, BEEF masih mampu membukukan laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 46,17 miliar pada periode sama tahun lalu.