ARGO perbarui skema pinjaman kepada Trevor Global

5 Januari 2011 | Sumber: kontan

Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Argo Pantes Tbk (ARGO) memperbarui perjanjian utang kepada Trevor Global Limited. Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) manajemen ARGO mengakui telah gagal bayar kepada Trevor selama perjalanan perjanjian pinjaman yang berlangsung Maret 2009 hingga September 2011.

ARGO menerima pinjaman dari Trevor pada 8 September 2008 senilai Rp 355 miliar dengan bunga 3% per tahun. Seharusnya, ARGO membayar bunga pinjaman tersebut setiap tiga bulan. Tapi sampai saat ini ARGO belum melakukan pembayaran apapun.

Menurut ARGO, Trevor bersedia mengubah skema pinjaman. Trevor bersedia mengulur waktu jatuh tempo yang semula pada tahun ini menjadi 10 tahun ke depan terhitung sejak 28 Desember 2010. Artinya pinjaman dari Trevor itu baru jatuh tempo tahun 2020.

Direktur ARGO Yohanes Susanto dalam keterbukaan informasi ke BEI menjelaskan, nilai pinjaman dan bunga tetap yaitu Rp 355 miliar dengan bunga 3% per tahun. Dalam kesepakatan utang yang baru, Trevor bersedia mengonversi tunggakan ARGO menjadi kepemilikan.

Nilai saham ARGO yang akan diterima Trevor dihitung berdasar nilai pasar yang wajar dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, termasuk peraturan pasar modal.
Saat ini ARGO juga mendapatkan pinjaman dari PT Kukuh Manunggal Propertindo (KUMA) senilai Rp 334,8 miliar dengan tenor 8 tahun. KUMA juga akan memberikan grace period pembayaran bunga selama tiga tahun.

Tapi ARGO harus membayar bunga sebesar 6% per tahun. Nah kalau sampai masa grace period berakhir, ARGO tak kunjung melunasi maka KUMA berhak mengonversi tagihannya menjadi saham PT Dharma Manunggal (DM).

Sekadar catatan, DM adalah pemegang saham pengendali ARGO. Jumlah saham DM yang bisa dimiliki KUMA dari hasil konversi utang adalah 24,62 juta saham.
Kinerja Argo Pantes hingga akhir kuartal ketiga 2010 belum menunjukkan perbaikan. Pendapatan ARGO hingga akhir kuartal ketiga tahun lalu Rp 469,52 miliar, atau merosot 23,19% daripada pendapatannya di sepanjang periode yang sama tahun 2009, yaitu Rp 611,34 miliar.

ARGO juga belum mampu membukukan keuntungan usaha. Per akhir September 2010, ARGO masih mengalami rugi usaha sebesar Rp 30,95 miliar. Rugi usaha tersebut turun 66,72% dibanding tahun lalu. Tapi rugi bersih ARGO justru meningkat 157,21% menjadi Rp 111,14 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, rugi bersih ARGO sebesar Rp 43,21 miliar.