Bank Jago (ARTO) Bidik Kredit Dari Ekosistem GOTO US$ 300 Juta

14 Februari 2023 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - PT Bank Jago Tbk (ARTO) membidik outstanding kredit sebesar US$ 200-300 juta dari ekosistem PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tahun ini. Tahun lalu, porsi kredit Bank Jago dari ekosistem Goto hanya 2% dengan tenor 2-12 bulan.

Berdasarkan laporan riset Mandiri Sekuritas (Mansek), belum lama ini, sebesar 22% portofolio kredit Bank Jago berasal dari Amaan, mitra teknologi finansial syariah perseroan. Pinjaman ini memiliki net interest margin tinggi, sebesar 22%, rata-rata nonperforming financing (NPF) 4%, dan biaya kredit 5-6%.

Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph mengakui, perseroan membidik penyaluran kredit sebanyak-banyaknya tahun ini, termasuk melalui ekosistem Goto. Namun, dia enggan menyebutkan target pasti kredit dari ekosistem digital terbesar di Tanah Air tersebut.

"Bank Jago terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem dan mitra yang sudah ada atau mitra baru dalam penyaluran kredit, termasuk dengan ekosistem Goto," kata dia kepada Investor Daily, baru-baru ini.

Bank Jago, kata dia, menjalankan strategi pembiayaan dengan dua fokus utama, yaitu kemitraan (partnership) dengan institusi jasa keuangan serta kemitraan dengan ekosistem dan platform digital.

Bank Jago percaya kolaborasi dengan ekosistem dan mitra dalam penyaluran kredit mendorong pertumbuhan bisnis secara signifikan.

Saat ini, PT Dompet Karya Anak Bangsa, unit bisnis financial technology Goto dengan merek dagang GoPay, memegang 21% saham Bank Jago. Pemegang saham terbesar bank digital ini adalah PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia sebesar 29,8%, diikuti Wealth Track Technology Limited 9,2%, dan publik 27,8%.

Berdasarkan catatan Investor Daily, saham ARTO tertekan belakangan, menyusul keluarnya saham ini dari indeks MSCI Indonesia. Dalam sepekan terakhir, saham ARTO ambles 18,73% ke level Rp 2.820, jauh di bawah kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia yang naik stabil di level 6.941. Mansek masih menetapkan rekomendasi buy ARTO dengan target harga Rp 3.600.

Jago Syariah

Di sisi lai, unit usaha Bank Jago, Jago Syariah, akan menggenjot pembiayaan tahun ini. Sinyal ini terlihat setelah Jago Syariah berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) melalui produk deposito baru, yakni deposito syariah dengan akad mudharabah muthlaqah. Produk ini melengkapi produk tabungan yang sudah diluncurkan dengan akad wadiah atau titipan.

Head of Sharia Business Bank Jago Waasi B. Sumintardja mengatakan, hasil survei Jago Syariah menyebutkan, sebanyak 67% nasabah Bank Jago Syariah menabung untuk dana darurat, 57% untuk pendidikan anak dan 43% untuk dana pensiun.

“Dari survei ini, Jago Syariah menyadari tingginya kebutuhan nasabah akan produk simpanan berjangka dengan imbal hasil yang lebih baik, mudah dijangkau, diakses dan bisa dipantau setiap waktu,” ujar dia.

Berbeda dengan deposito bank konvensional, dia menegaskan, deposito Jago Syariah bisa dicairkan kapan saja tanpa terkena biaya penalti. Proses pembuatan deposito juga sangat mudah, hanya lewat aplikasi Jago Syariah dan membutuhkan waktu hanya hitungan menit.

Jago Syariah merupakan bank digital berbasis syariah yang berhasil tumbuh cepat pada 2022. Meskipun baru berumur satu tahun sejak diluncurkan September 2021, pembiayaan Jago Syariah mencapai Rp 2,26 triliun sampai akhir September 2022.

Sebagai komparasi, Bank Aladin Syariah yang berumur tidak terpaut jauh dari Jago Syariah, baru memiliki outstanding pembiayaan Rp 1,3 triliun pada akhir 2022.

Jago Syariah mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun melalui aplikasi Jago Syariah. Total DPK hingga akhir September 2022 mencapai Rp 998,64 miliar, tumbuh 37 kali lipat, dibandingkan September 2021 Rp 26,4 miliar. Sebagian pembiayaan juga mengandalkan modal dari induk, yang tercatat masih memiliki modal besar dengan total sekitar Rp 8,2 triliun

Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Sumber : Investor Daily