Bank Jatim (BJTM) Cetak Laba Bersih Rp 1,54 Triliun

7 Maret 2023 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) sepanjang 2022 membukukan laba bersih Rp 1,54 triliun, tumbuh tipis 0,54% secara tahunan (year on year/yoy). Untuk tahun ini, perseroan optimistis dapat mencetak profit lebih tinggi dengan target pertumbuhan 5-6% (yoy).

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan pada net interest income(NII) sebesar 4,4% (yoy) menjadi Rp 4,81 triliun. Sementara itu, biaya provisi bank bersandi saham BJTM ini melandai 10,54% (yoy) atau tercatat Rp 387 milliar.

“Laba kami perkirakan year on year tahun ini bisa tumbuh lebih baik bisa sekitar 5-6%, kredit di atas industri tumbuh 12-13%,” ucap Busrul dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Kinerja 2022 didukung dari pertumbuhan total kredit sebesar 8,06% (yoy) selama 2022. Peningkatan penyaluran kredit Bank Jatim terjadi di seluruh segmen, sejalan dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang kenaikan tertinggi yaitu mengalami peningkatan sebesar 26,24% (yoy) menjadi Rp 6,34 triliun. 

"Pertumbuhan yang signifikan di sektor UMKM ditopang oleh penyaluran KUR sebesar Rp 104,6 miliar pada 2022. Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank Jatim dalam mendukung program pemerintah," ucap Busrul.

Dilihat dari kualitas kreditnya, kredit sektor UMKM juga terlihat bagus dengan komposisi NPL terendah yaitu 0,60% dibanding dengan sektor lainnya. 

Portofolio kredit komersial juga mengalami peningkatan sebesar 7,02% menjadi Rp 11,20 triliun. Kemudian, kredit di sektor konsumsi tumbuh sebesar 5,11% menjadi Rp 28,65 triliun. Tahun lalu, Bank Jatim berhasil memperoleh aset Rp 103,03 triliun, tumbuh 2,29% (yoy).

Pertumbuhan penyaluran kredit Bank Jatim tentu saja diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal tersebut terlihat dari rasio loan at risk yang menjadi 4,81% pada 2022, dibandingkan 6,57% pada 2021. Rasio NPL gross juga ikut menurun di angka 2,83%, dari sebelumnya 4,48%. Penurunan rasio NPL dan LAR tersebut menunjukkan bahwa kualitas kredit perseroan menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi.

Editor : Nida Sahara (niidassahara@gmail.com )