Bayan Resources (BYAN) proyeksikan raih pendapatan US$ 1,2 miliar hingga akhir tahun

30 November 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengalami tekanan hingga kuartal ketiga 2020. Emiten pertambangan batubara ini membukukan pendapatan senilai US$ 1 miliar, turun 12,28% dibandingkan realisasi pendapatan di kuartal III-2019 sebesar US$ 1,14 miliar.

Alhasil, laba bersih BYAN juga tergerus. Per kuartal ketiga 2020, BYAN membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 108,22 juta, merosot  48,36% dibandingkan laba bersih di kuartal III-2019 yang mencapai US$ 209,57 juta.

Direktur Urusan Korporasi dan Sekretaris Perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero mengatakan, pandemi Covid-19 turut menggerus kinerja BYAN. Harga jual rata-rata batubara BYAN pada periode kuartal ketiga 2020 hanya US$ 34,6 per metric ton (MT), turun dari realisasi harga jual pada periode yang sama tahun 2019 yakni US$ 48,3 per MT. Sementara harga jual batubara sepanjang sembilan bulan pertama 2020 sebesar US$ 38,6 per MT. turun 20,08% dari realisasi harga jual pada 9 bulan pertama 2019 yakni US$ 48,3 per MT.

Namun, Jenny berujar, turunnya harga jual rata-rata ini diimbangi dengan naiknya volume penjualan batubara BYAN. Di kuartal ketiga, BYAN menjual 8,9  juta ton batubara, naik 50,84% secara tahunan dari realisasi kuartal ketiga tahun lalu yang hanya 5,9 juta ton . Jika diakumulasikan, penjualan BYAN sepanjang 9 bulan 2020 mencapai 26 juta ton, naik 10,2% secara tahunan dari sebelumnya hanya 23,6 juta ton.

Jumlah penjualan ini lebih tinggi dari target yang dianggarkan oleh BYAN, yakni 22 juta ton.

Secara rinci, penjualan batubara BYAN didominasi oleh penjualan ke Filipina (23%). Disusul penjualan ke dalam negeri sebesar 17%, China sebesar 14%, Korea Selatan sebesar 14%, Malaysia sebesar 14%, dan India sebesar 13%.

Hingga tutup tahun, Jenny memperkirakan BYAN akan menjual 30 juta ton sampai 31 juta ton batubara. Sementara produksi batubara diperkirakan sebesar 26 juta ton. 

“Sementara proyeksi pendapatan tahun ini sebesar US$ 1,2 miliar dengan asumsi harga jual US$ 39 per ton – US$ per ton,” terang Jenny saat public expose yang digelar secara virtual, Senin (30/11). 

Sebagai perbandingan, pada akhir 2019 BYAN membukukan pendapatan senilai US$ 1,39 miliar.

Per 5 November 2020, BYAN mendapatkan kontrak dan komitmen sebanyak  10,6 juta ton batubara di kuartal keempat 2020.  Sebanyak 46% menggunakan harga tetap sementara sisanya (54%) menggunakaan harga mengambang (harga pasar).

Di sisi lain, BYAN mencatatkan volume produksi pada kuartal ketiga 2020 sebesar 9,4 juta ton, naik dari realisasi produksi di kuartal kedua yang hanya 4,8 juta ton. Realisasi ini juga lebih tinggi dari target produksi yang dipasang BYAN, yakni  7,3 juta ton. Jenny mengatakan, naiknya produksi BYAN secara kuartalan disebabkan persedian di situs Tabang didistribusikan dengan lebih cepat.

Namun, secara akumulasi, produksi BYAN dalam 9 bulan 2020 sebesar 21,5 juta ton, atau masih terkoreksi 17,3% secara tahunan.