Buana Lintas Lautan (BULL) berencana terbitkan obligasi global US$ 300 juta

7 September 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) bakal menerbitkan obligasi global dengan target perolehan sebesar US$ 300 juta dengan jangka waktu lima tahun. Sebagian besar dana hasil oblogasi global tersebut akan digunakan untuk membiayai atau refinancing utang.

Seperti dikutip dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/9), obligasi global tersebut akan dijamin oleh BULL dan atau anak perusahaannya, dalam bentuk jaminan aset dan atau jaminan perusahaan. Serta akan ditawarkan kepada Investor di luar wilayah Indonesia, sesuai dengan ketentuan Rule 144A dan Regulation S of the United States SecuritiesAct 1933, dan terdaftar di SGX-ST (Singapore Exchange Securities Trading Limited).

"Penerbitan global bond diharapkan selesai pada bulan Oktober 2021," ujar Direktur Utama BULL Henry Jusuf. 

Lebih lanjut, dia menuturkan, sejak tahun 2016 armada BULL terus berkembang, dari kapasitas 560.000 DWT saat ini menjadi 2.850.000 DWT atau meningkat lebih dari lima kali lipat. 

Dalam prosesnya, BULL pun telah menjadi salah satu pemilik dan operator kapal tanker terbesar di dunia untuk kapal tanker berukuran besar yang dikenal dengan Aframax/LR2 (masing-masing mampu mengangkut lebih dari 100.000 ton minyak dan produk minyak).

"BULL satu-satunya perusahaan tanker minyak dan gas di dunia yang dapat mengambil manfaat dari pasar cabotage di Indonesia yang stabil dan pasar internasional dengan tarif yang lebih tinggi, sambil mempertahankan neraca keuangan yang kuat," kata Henry. 

Henry mengatakan, hasil dari penerbitan obligasi global utamanya akan digunakan untuk melunasi utang pinjaman BULL.  Namun, penerbitan obligasi global juga akan semakin memperkuat posisi keuangan perseroan.

Tidak hanya mendiversifikasi struktur pendanaan dan memperpanjang durasi jatuh temponya, tetapi juga menyediakan instrumen pendanaan yang stabil dan berjangka panjang sekaligus meningkatkan arus kas bersih lebih dari US$ 80 juta per tahun.

"Fitur dan kekuatan yang unik dari obligasi global akan semakin meningkatkan kemampuan perseroan untuk menjalankan strategi pertumbuhan yang konservatif. Dan telah terbukti berdasarkan setidaknya 80-90% pendapatan berasal dari kontrak dengan rekanan yang kuat seperti Pertamina dan Shell, dan aset ber-leverage rendah dengan margin EBITDA yang tinggi yaitu lebih dari 60%," ujarnya.