Bukan karena PSAK 72, marketing sales Intiland (DILD) di kuartal I-2020 turun 53,97%

11 Mei 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan PSAK 72 yang tidak sengaja bersamaan dengan menyebarnya Covid-19 di Indonesia tahun ini diprediksi akan berdampak pada pengembang properti yang pendapatannya didominasi oleh segmen gedung bertingkat (high-rise).

PT Intiland Development Tbk (DILD) merupakan salah satu emiten properti yang pendapatannya paling banyak dari segmen high-rise. Tahun lalu, pendapatan segmen mixed-use dan high-rise tercatat memberikan kontribusi paling besar mencapai Rp 1,1 triliun atau 40,6% dari Rp 2,74 triliun. Dus, penerapan PSAK 72 bisa saja berdampak pada pembukuan Intiland.

Namun, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menegaskan PSAK 72 tidak akan mempengaruhi fundamental. “Kami ikuti saja, yang penting sosialisasi ke user, investor dan krediturnya saja, fundamental tidak berubah cuma pencatatan dan asumsi aja,” kata Archied, Senin (11/5).

Pada kuartal I-2020, Intiland membukukan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp 117 miliar atau setara 4,68% dari target tahun ini yang sebesar Rp 2,5 triliun. Sementara recurring income tumbuh 1,2% dari Rp 157 miliar di kuartal I-2019 menjadi Rp 159 miliar di kuartal I-2020.

Perolehan marketing sales DILD pada kuartal I-2020 turun 53,97% bila dibandingkan dengan kuartal I-2019 yang tercatat sebesar Rp 254,2 miliar. Capaian ini lebih rendah karena Intiland tidak mengeluarkan produk baru selama kuartal I-2020. Selain itu, pembeli juga cenderung wait and see di tengah kondisi pasar saat ini.

Adapun, kontributor dari marketing sales di tiga bulan pertama ini berasal dari segmen residensial landed-house Graha Natura, Serenia Hills dan 1Park Homes. Sedangkan dari segmen mixed-use dan high-rise serta kawasan industri belum menyumbang marketing sales.