Bukit Uluwatu (BUVA) mengaku pendapatan susut 90% pada kuartal 1 2020

22 April 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perhotelan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk menghentikan sementara 2 hotel yaitu Alila Ubud serta Alila SCBD dalam kurun waktu tertentu mulai pertengahan Maret lalu.

Sekretaris Perusahaan Bukit Uluwatu, Benita Sofia mengatakan, secara umum kegiatan usaha emiten bersandi BUVA ini menjadi sangat terbatas, mengingat pengguna jasa sebagian besar adalah wisatawan mancanegara yang juga terdampak oleh Covid-19.

Ia bilang, adanya pembatasan perjalanan keluar masuk suatu negara menyebabkan pembatalan atau penjadwalan ulang rencana kunjungan mereka ke Indonesia termasuk ke hotel milik BUVA. Sebagai akibatnya, maka pendapatan hotel sebagai unit usaha BUVA mengalami penurunan cukup dalam.

Hingga Maret 2020, pendapatan hotel Bukit Uluwatu telah mengalami kemerosotan hingga 90% ketimbang dengan triwulan pertama tahun lalu. Dalam catatan Kontan.co.id, BUVA mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 49,5% menjadi Rp 121,59 miliar pada kuartal I 2019.

“Diharapkan kegiatan operasional Perseroan secara berangsur dapat kembali normal dalam waktu 6 bulan ke depan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (22/4).

Guna menahan penurunan kinerja, manajemen BUVA melakukan perampingan organisasi, pemangkasan biaya operasi, pemotongan gaji karyawan secara berjenjang selama 3 bulan yaitu April, Mei dan Juni 2020, restrukturisasi pinjaman bank.

Sedangkan di level hotel, perusahaan ini juga meniadakan tenaga kerja outsourcing dan pemutusan karyawan kontrak yang sudah jatuh tempo, cuti tanpa bayar, pemangkasan berbagai biaya operasi, penundaan pengeluaran biaya modal, menggiatkan penagihan piutang dagang, dan mengupayakan tempo tambahan atas tagihan atau invoice dari para pemasok atau vendor.

Selain itu, sambungnya, BUVA juga melakukan pemotongan gaji karyawan mulai bulan April, Mei dan Juni dari 2 hotel yaitu Alila Villas Uluwatu dan Alila Manggis yang tetap beroperasi walaupun dengan tingkat okupansi single digit.

“Hal ini paling tidak menjadi sumber pemasukan untuk mengurangi defisit. Alila Ubud dan Alila SCBD yang ditutup sementara, rencananya akan dibuka kembali segera. Baik properti yang masih berjalan ataupun tutup manajemen tetap fokus untuk meminimalkan biaya operasional di samping tetap mengikuti arahan pemerintah dalam pencegahan Covid-19,” paparnya.