Bundamedik (BHMS) Tambah 4 Rumah Sakit Baru pada Semester I

12 September 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bundamedik Tbk (BMHS) menyatakan sepanjang semester I 2022, jumlah rumah sakit dalam ekosistem BMHS tumbuh hampir 2 kali lipat.

Managing Director Bundamedik, Nurhadi Yudiyantho memaparkan hingga kini, BMHS telah menambah 4 rumah sakit baru yaitu RSIA Azzahra Palembang, RSU Citra Harapan Bekasi, RSIA Pusura Tegalsari Surabaya, dan RSJP Paramarta Bandung. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan tempat tidur naik 54% dari 414 tempat tidur di semester I 2021 menjadi 639 di semester I tahun 2022.

"Peningkatan jumlah rumah sakit yang signifikan ini juga seiring dengan peningkatan pasien non-COVID yang sudah mulai kembali berobat ke rumah sakit, khususnya untuk bedah elektif. Jumlah pasien rawat inap dan pasien rawat jalan tercatat masing-masing naik 42% dan 12%. Untuk bedah elektif, pertumbuhannya tercatat naik hingga 41%," urainya dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Senin (12/9).

Kini, BMHS total telah mengelola 9 RS Bunda Group, 10 klinik bayi tabung Morula, 126 klinik satelit fertilitas Klinik Fertilitas Indonesia, 40 Laboratorium Patologi dan Genomik Diagnos, lebih dari 150 jejaring klinik layanan primer Klinik Pintar, tim Evakuasi Medik ER, dan layanan wisata medis IMTB.

Nurhadi juga mengatakan target ekspansi RS sudah terpenuhi di semester I 2022. Adapun Morula IVF dan Diagnos akan melanjutkan rencana ekspansinya di sisa tahun 2022.

Morila IVF sendiri adalah layanan penyedia bayi tabung terdepan lewat Morula IVF, jumlah cycle mencapai 2.855 di 1H22. Jika dibandingkan periode sebelum pandemi di tahun 2019, peningkatan cycle Morula pun tercatat di angka 28%. Pada tahun 2019, BHMS mencatat sebanyak 2.228 cycle.

Adapun jumlah cycle di wilayah luar Jakarta yang terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar 22%, merefleksikan potensi menjanjikan bagi BMHS untuk menjawab peningkatan kebutuhan layanan bayi tabung di kota-kota metropolitan di luar pulau Jawa.

"Keberadaan laboratorium Diagnos turut tumbuh hampir 2 kali lipat, yakni mencapai 40 outlet di seluruh Indonesia, dengan peningkatan tes di luar COVID-19 yang naik signifikan. Per semester I 2022, angka tes lab non-COVID di Diagnos meningkat 19% secara tahunan," ujarnya.

Mengenai masa transisi ke endemi yang diiringi pendapatan dari COVID-19 yang sudah ternormalisasi, BHMS berusaha menjaga pemasukan dari layanan kesehatan non Covid.

Secara umum, margin EBITDA BMHS pada paruh pertama 2022 sebesar 21% atau setara Rp 169 miliar. Jumlah ini turun 38% dari paruh pertama 2021 senilai Rp 272 miliar atau setara 30%.

Sementara itu, pendapatan BMHS di paruh pertama tahun ini turun 10% menjadi Rp 815 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 902 miliar. Laba bersih BMHS pun merosot 60% di enam bulan pertama 2022 menjadi Rp 79 miliar, dari sebelumnya Rp 197 miliar di semester I/2021.

"Selama periode semester 1 2022, BMHS mampu mempertahankan peningkatan pendapatan non-COVID dengan pertumbuhan sebesar 9%. Jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, tepatnya semester 1 2019, pendapatan terkonsolidasi BMHS selama semester 1 2022 tercatat naik sebesar 55%," sambungnya.

Margin EBITDA selama semester 1 2022 (di luar Diagnos dan layanan terkait COVID-19) naik 1 poin menjadi 18%. Jika membandingkan dengan Pendapatan Net (dikurangi jasa medis dokter), maka EBITDA Margin berada di nilai 23% selama periode semester 1 2022.

Ivan Sini Komisaris Utama BMHS menambahkan dengan capaian tersebut, perusahaan akan fokus merealisasikan pengembangan bisnis inti yang berkelanjutan.

"Terlepas dari perubahan situasi pandemi, kami selalu siap dengan fundamental yang kuat dan persiapan matang. Perusahaan tetap fokus pada tiga pilar strategi prioritas untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan selama 2022, yaitu perluasan ekosistem, penguatan bisnis inti perusahaan, dan pendalaman kemitraan strategis. Dengan ketiga strategi tersebut, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan non-Covid sebesar 20%-30% dengan pertumbuhan EBITDA 1% setiap tahunnya," ujarnya.