Bundamedik (BMHS) Konsisten Catat Kenaikan Pendapatan Non Covid-19

11 September 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id – PT Bundamedik Tbk (BMHS) konsisten mencatatkan kenaikan pendapatan non Covid-19, yang melampaui pendapatan di periode sebelum pandemi.

Sejak masa pra-pandemi pada semester I-2019 hingga semester I-2022, pendapatan perusahaan di luar pendapatan terkait Covid-19 tercatat naik 39% dengan total kenaikan pendapatan konsolidasi sebesar 55%. Sebagaimana yang telah disampaikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan non Covid-19 BMHS pada semester I-2022 mencapai Rp 731 miliar.

Jika dilihat sejak awal pandemi hingga sekarang, pendapatan non Covid-19 naik konsisten di tiap kuartal, tepatnya pada kuartal II-2020 sebesar Rp 197 miliar, Rp 336 miliar pada kuartal II-2021, Rp 356 miliar pada kuartal II-2022.

Pendapatan emiten healthcare seperti rumah sakit, saat ini sudah ternormalisasi seiring menurunnya angka Covid-19. BMHS mengimbangi penurunan pendapatan Covid-19 dengan kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis inti (non-covid), yakni performa Centers of Excellence (COE) masing-masing unit bisnis BMHS. Hal ini terlihat dari pertumbuhan bisnis inti yang naik 36% pada kuartal II-2022 dibandingkan kuartal I-2020 (sebelum Covid).

Hal itu diperkuat dengan jejak margin EBITDA BMHS yang terjaga dengan baik sebesar 23% pada semester I-2022 (margin EBITDA dibandingkan pendapatan net yang sudah dikurangi jasa medis dokter), dan pertumbuhan EBITDA yang konsisten naik 1% setiap tahun.

Dalam pemaparan rilis kinerja pada Juni lalu, Bundamedik mengutarakan optimisme terhadap kinerja perusahaan ke depannya. “Kami yakin dengan strategi agresif dan perkembangan ekosistem kami saat ini untuk merealisasikan target bisnis di 2022. Seiring berakhirnya pandemi, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan 20-30% di tahun depan dengan harapan sudah tidak ada lagi kasus Covid-19," ungkap Managing Director Bundamedik Nurhadi Yudiyantho.

Adapun hingga semester I-2022, BMHS telah menyerap capex sebesar Rp 318 miliar. Capex tersebut mayoritas dikontribusi dari pembelian 3 rumah sakit baru, antara lain RSU Citra Harapan Bekasi, RSJP Paramarta Bandung, dan RSIA Pusura Tegalsari yang berlokasi di Surabaya. Hingga pertengahan tahun ini, BMHS sudah mencapai target dengan penambahan 3 rumah sakit baru di tahun 2022. Ekspansi Klinik Fertilitas Indonesia (KFI) dengan model bisnis berupa kerja sama dengan klinik obgyn juga berhasil menjangkau wilayah yang lebih luas di luar kota Jakarta dengan asset light capex.

Pada awal tahun ini, BMHS sempat memaparkan kontribusi KFI dalam memperluas jangkauan BMHS ke 147,8 juta orang di 10 provinsi di Indonesia. Dalam laporan terbaru semester I-2022 disebutkan bahwa kini sudah ada total 126 KFI, dengan 23% di antaranya berada di luar Pulau Jawa.

Peningkatan jumlah rumah sakit yang signifikan ini juga seiring dengan peningkatan pasien non Covid-19 yang sudah mulai kembali berobat ke rumah sakit, khususnya untuk bedah elektif. Jumlah pasien rawat inap dan pasien rawat jalan tercatat masing-masing naik 42% dan 12% (yoy). Untuk bedah elektif, pertumbuhannya tercatat naik hingga 41%.

Sebelumnya, Head of Indonesia Research and Strategy JP Morgan, Henry Wibowo dalam risetnya menilai bahwa emiten kesehatan khususnya rumah sakit menjadi lebih positif setelah penyetelan ulang ekspektasi pasar. Kinerja saham emiten kesehatan telah mengalami pelemahan setelah ekspektasi pasar yang berubah dan kinerja kuartal II-2022 yang lebih lemah. Hal ini disebut menjadi titik masuk yang menarik.

“Kami percaya pasar belum menentukan harga dalam peningkatan kasus Covid di kuartal III-2022 yang dapat meningkatkan penerimaan rumah sakit pada semester II-2022," jelas Henry dalam risetnya.

Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily