Cisadane Sawit Raya (CSRA) Targetkan Pendapatan Tumbuh 12%

13 November 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) optimistis permintaan Crude Palm Oil (CPO) akan tetap terjaga. Untuk itu, perseroan menargetkan pendapatan tumbuh 12% pada 2022.   

Sekretaris Perusahaan Cisadane Sawit Raya (CSRA) Iqbal Prastowo menjelaskan, ditengah iklim makroekonomi yang rumit, keberadaaan pandemi dan ketidakpastian geopolitik yang menghambat pertumbuhan ekonomi juga ancaman resesi,  CSRA tetap berada dalam kondisi yang sehat berkat kemampuan dalam menerapkan strategi kontrol biaya dan operasional yang ramping.

“CSRA tetap memantau situasi tersebut dan selalu siaga dalam bertindak,” jelasnya kepada Investor Daily, akhir pekan lalu.

Iqbal menambahkan, hingga saat ini perseroan masih belum melihat dampak dari isu tersebut terhadap permintaan sawit. Justru perseroan optimis bahwa permintaan CPO akan mengalami peningkatan sejalan dengan terkendalanya produksi minyak nabati yang berasal dari Eropa. Serta tren global terhadap green carbon dan mobil listrik yang terus menjadi pembahasan.

“CSRA secara tidak langsung juga diuntungkan dengan semakin berkembangnya investasi pada biofuel atau biodiesel,” ujarnya.

Untuk diketahui, hingga kuartal III-2022 perseroan berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 765 miliar atau meningkat hingga 17,2% dari periode yang sama pada tahun lalu yakni Rp 653,04 miliar.  Perseroan menjelaskan, pertumbuhan penjualan ini dapat dicapai oleh perseroan sejalan dengan peningkatan harga komoditas CPO yang tinggi dan jua kemampuan perseroan dalam menekan sejumlah biaya operasional.

Selain itu, perusahaan juga berhasil menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dalam mencapai level produktivitas yang solid dan keunggulan operasional. Produksi TBS internal tumbuh 7,7%  pada kuartal III-2022, ha itu dapat diraih perseroan ditengah produksi yang dicapai berada di bawah target yang ditetapkan akibat dari gangguan cuaca.

Namun demikian, perusahaan optimis dalam jangka panjang produksi akan terus tumbuh dikarenakan profil umur tanam yang prima, dimana sebagian besar tanaman berusia dibawah 18 tahun. Secara rinci total produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada periode yang sama sebesar TBS 16,3 ton/ha, mengalami kenaikan 15,7 ton/ha dari kuartal III-2021.

Kedepan, CSRA menargetkan peningkatan praktek operasional terbaik secara terus menerus untuk menyokong pertumbuhan performa operasional. Strategi ini diharapkan dapat memberikan CSRA sebuah pijakan yang baik untuk menunjang bisnis dalam jangka panjang. Dengan demikian, laba bersih yang berhasil dikantongi perseroan selama kuartal III-2022 sebesar Rp 247,7 miliar, meningkat 38,6% dari sebelumnya Rp 178,7 miliar.

Kondisi ini, lanjut Iqbal sejalan dengan target dari perseroan dengan pendapatan yang diperkirakan bertumbuh 12% dibandingkan tahun lalu. “Hal tersebut tentunya juga diimbangi dengan pertumbuhan laba bersih,” ujarnya.

Iqbal menambahkan, CSRA akan melakukan pembagian dividen interim sebesar senilai Rp 51,25 miliar. Hal ini menunjukkan kekuatan keuangan CSRA yang solid sehingga memberikan dividen baik final maupun interim. Dividen interim tersebut rencana akan dibayarkan pada 30 November 2022 untuk tanggal recording date, yaitu 21 November 2022.

Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis Cisadane Sawit Raya (CSRA) Seman Sendjaja mengungkapkan, dalam menunjang pertumbuhan usaha perusahaan akan terus melanjutkan pengembangan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi. Mekanisasi panen merupakan strategi untuk meningkatkan efektivitas usaha dan efisiensi.

“CSRA berpendapat gagasan tersebut, bersamaan dengan pengembangan penggunaan teknologi dan penyempurnaan proses bisnis, akan menempatkan posisi CSRA pada level pertumbuhan pendapatan yang terukur dalam jangka menengah sehingga membuat Perusahaan dapat terus memperhatikan dengan seksama skala keekonomian yang tertanam dalam bisnis modelnya,” kata dia.

Sampai dengan akhir tahun 2022, belanja modal sebesar Rp 200 miliar sebagaimana telah direncanakan diharapkan dapat tercapai sehingga memenuhi kebutuhan investasi strategis perusahaan dalam pengembangan pabrik kelapa sawit di kabupaten Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan, termasuk juga kebutuhan belanja modal lainnya.

Selanjutnya, kata Seman, strategi untuk mendukung green growth dan keberlanjutan akan menjadi agenda utama CSRA dengan mengedepankan sertifikasi dan ketelusuran (traceability) di seluruh operasional perusahaan. CSRA fokus pada pendayagunaan sumber daya, serta upaya dan usaha pada kebijakan keberlanjutan yang pada tahap awal adalah dengan memperoleh sertifikasi Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO) untuk seluruh kebun-kebun perusahaan.

Saat ini seluruh kebun perusahaan yang berlokasi diregion Sumatera Utara telah memperoleh sertifikasi ISPO. Disamping itu, proses sertifikasi ISPO juga sedang berlangsung untuk kebun-kebun PT SSG dan PT ABI yang berlokasi di region Sumatera Selatan, yang ditargetkan memperoleh sertifikasi ISPO pada tengah tahun 2023.

“Sertifikasi tersebut memberikan tolok ukur bagi kinerja operasional CSRA terhadap berbagai standar keberlanjutan baik secara nasional maupun internasional sehingga dapat mendukung bisnis kelapa sawit yang berkelanjutan,”pungkasnya.

Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Sumber : Investor Daily