Dana Kelolaan Ashmore (AMOR) Turun 5%

29 Januari 2023 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) mencetak penurunan dana kelolaan (asset under management/AUM) hingga 5% menjadi Rp 31,8 triliun semester II tahun lalu. Hal ini terjadi sejalan dengan volatilitas pasar saham yang menyebabkan pengalihan investasi ke aset yang memberikan return lebih tinggi. 

Secara terperinci, Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Ronaldus Gandahusada menjelaskan, penurunan AUM disebabkan oleh kinerja investasi negatif sebesar Rp 351 miliar atau setara dengan US$ 22,3 juta dan penjualan bersih sebesar Rp 185 miliar, yang mayoritas terjadi di reksa dana pendapatan tetap.

“Menjelang akhir periode, volatilitas pasar menurun dan investor mulai beralih kembali ke aset pengembalian yang lebih tinggi,” kata dia, akhir pekan lalu.

Dia juga mengklaim, penurunan AUM perseroan pada periode tersebut sejalan dengan pergerakan industri dan pergeseran komposisi produk dari Ashmore. Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan bersih sebesar 15% secara tahunan menjadi Rp 107 miliar pada semester II-2022.

Namun, Ronaldus menyebutkan perseroan berhasil menstabilkan pendapatan secara per kuartal oleh pemasukan dari fees. Meski demikian, earning before interest rate and amortization (EBITDA) Ashmore turun 27% menjadi Rp 55 miliar. Seiring dengan itu, laba inti turun 28% secara tahunan menjadi Rp 43 miliar pada semester II-2022. 

Ashmore memiliki kas sebesar Rp 123 miliar pada 31 Desember 2022, tidak termasuk investasi dana seed sebesar Rp 102 miliar. Namun begitu, penurunan pendapatan ini seharusnya tidak menjadi kabar buruk bagi para investor perseroan, lantaran AMOR Ashomre berkomitmen memberikan dividen interim sebesar Rp 16 per saham yang akan dilaksanakan pada 24 Februari 2023. 

Ke depan, Ronaldus memproyeksikan pasar ekuitas Indonesia secara umum masih  berkinerja baik dan Ashmore menerima arus masuk bersih ke reksa dana saham di kuartal II-2023.

“Terlepas dari tantangan yang kami hadapi secara global dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan perubahan peraturan di dalam negeri, perusahaan terus merespons secara cepat perubahan permintaan di industri dan yakin dengan kemampuan untuk terus memanfaatkan peluang pertumbuhan Indonesia untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang sahamnya,” ujar dia. 

Direktur PT Ashmore Asset Management, Steven Satya Yudha mengatakan, tahun ini, perseroan fokus pada pendalaman market share, kemudian berupaya mengembalikan lagi appetite investor-investor institusi terhadap reksa dana saham. Langkah penting untuk mengejar pertumbuhan kinerja juga dilakukan memperkuat jalur distribusi digital BMoney. Platform ini dikembangkan Ashmore bersama anak usaha Bukalapak.

Steven menuturkan, BMoney mendapat sambutan yang baik dari masyarakat, di mana aplikasi ini telah mendapat 500 ribu user setelah lima bulan diluncurkan. “Saat ini setidaknya BMoney sudah memiliki 1 juta user,” imbuh dia.

Melalui platform BMoney tersebut, Ashmore optimistis dapat mencapai pertumbuhan jumlah investor baru sebesar 30%-50% tahun ini. 

Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Sumber : Investor Daily