Dapatkan Dua Proyek di IKN, Begini Kesiapan Adhi Karya (ADHI)

30 Agustus 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur dasar Ibu Kota Negara (IKN) telah dimulai bersamaan dengan penandatanganan 19 paket kontrak pekerjaan infrastruktur, Senin (29/8). Adapun total paket pekerjaan tersebut senilai Rp 5,32 triliun tersebut.

Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) Farid Budiyanto mengatakan ada dua proyek yang dimenangkan perseroan. Pertama, pembangunan hunian pekerja konstruksi dengan nilai kontrak sebesar Rp 567 miliar.

Dalam proyek tersebut, pihaknya akan menghadirkan 22 tower rumah susun 4 lantai yang dapat menampung 17.000 pekerja.Untuk rusun pekerja sendiri, Adhi Karya bekerja sama dengan PT Hutama Karya dan PT Bangun Cipta Kontraktor dengan menggunakan teknologi konstruksi modular yang bisa membantu percepatan pembangunan hunian.

Proyek kedua yaitu pembangunan pelindung tumbukan kapal (fender) dan bangunan pelengkap Jembatan Pulau Balang dengan nilai kontrak sebesar Rp 291 miliar. Proyek ini merupakan sarana konektivitas antara Balikpapan dan lokasi IKN Nusantara yaitu Penajam Paser Utara.

"Kami optimis dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, mengingat peran penting dua pekerjaan yang kami peroleh untuk mendukung pembangunan IKN," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/8).

Dengan prospek dari proyek IKN, Farid mengaku sampai saat ini belum akan merevisi target kontrak baru. Asal tahu saja, ADHI membidik kontrak baru di tahun 2022 tumbuh 15% dari realisasi tahun 2021. Tahun lalu, ADHI mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun.

Sampai dengan Juli 2022, ADHI merealisasikan raihan kontrak baru sebesar Rp 15,9 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 104%, dibandingkan perolehan kontrak pada Juli 2021 yang lalu sebesar Rp 7,8 triliun.

Realisasi kontrak baru berdasarkan sumber dana, dengan komposisi pemerintah sebesar 14%, BUMN dan BUMD sebesar 7%, sementara proyek kepemilikan swasta sebesar 79%. 

Berdasarkan lini bisnis, kontrak baru didominasi lini engineering dan konstruksi sebesar 87%, bisnis properti dan hospitality sebesar 8% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.