Dharma Samudera (DSFI) targetkan penjualan naik minimal 5% tahun ini

25 Juni 2019 | Sumber: kontan

Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di sektor perikanan laut, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) menargetkan penjualan tahun ini tumbuh 5%. Pada akhir tahun 2018 DSFI mencatat pendapatan sebesar Rp 652,52 miliar atau tumbuh 7,93% dibanding capaian tahun 2017.

Direktur Utama DSFI Ewijaya mengatakan pertumbuhan pendapatan salah satunya bakal didongkrak dari peningkatan komposisi penjualan dalam negeri. Selama ini, DSFI memang tidak terlalu mengincar pasar domestik. “Penjualan dalam negeri hanya 4% sisa 96% ke pasar luar negeri,” kataya pada Selasa (25/6).

Jika dibeberkan lagi, tujuan ekspor DSFI paling banyak ke Amerika Serikat sebesar 52% dari total penjualan. Kemudian diikuti negara-negara di Eropa sebanyak 24%, Jepang 9%, Australia 4%, dalam negeri 4% dan negara sisanya sebesar 4%.

Ewijaya yakin pasar domestik saat ini bakal bisa menyerap produksi DSFI yang umumnya merupakan ikan segar dan olahan dari bahan baku ikan tuna dan gurita. Sebab, menurut Ewijaya, pangsa pasar dalam negeri mulai beralih konsumsinya dari daging merah ke ikan.

Selain itu, pasar dalam negeri juga punya keunggulan dari segi likuiditas kas bagi DSFI. Penjualan pasar internasional kerap menghadapi tantangan seperti jenjang waktu yang terlalu lama dari proses produksi sampai proses pengiriman hingga pembayaran. “Dapat pembayaran bisa 60 sampai 90 hari kemudian. Kalau pasar domestik jika terserap dua hari kita sudah bisa memperoleh pendapatan,” tambahnya.

Kendati demikian, pasar domestik memiliki tantangan berupa penentuan harga jual. Tentu saja harga jual untuk pasar luar negeri lebih mahal. Akan tetapi menurut Ewijaya keunggulan dari segi waktu pembayaran itu bakal lebih berkontribusi positif bagi selain tentu saja biaya administrasi dan logistik ekspor lebih tinggi ketimbang menjual di pasar dalam negeri.

Untuk bottom line sendiri, DSFI optimis tahun ini juga bakal lebih baik. Selain peningkatan pasar domestik, efisiensi dan peningkatan produksi jadi strategi andalan DSFI tahun ini.

Salah satu bentuk efisiensi itu adalah berupa proses logistik yang dipersingkat. Hal ini tentu jadi perhatian DSFI karena mayoritas bahan baku yang diperoleh DSFI berasal dari Indonesia bagian timur. Untuk sampai ke Jakarta saja, biaya logistiknya sudah cukup tinggi.

Sementara untuk peningkatan produksi, DSFI bakal menambah waktu produksi dari pabriknya yang berada di Kendari dan Jakarta. Kata Ewijaya, upaya penambahan waktu produksi bakal meningkatkan produksi per hari dari minimal 50 ton per hari menjadi 60 sampai 65 ton per hari.

Sekedar tahu pada tahun 2018 DSFI mencatat laba sebesar Rp 8,64 miliar atau tumbuh 28%. Sampai kuartal I 2019, DSFI mencatat penurunan pendapatan dari Rp 171,23 miliar di kuartal I 2018 menjadi Rp 162,48 miliar.

Kendati demikian, bottom line DSFI di periode tersebut tumbuh 42,56% menjadi Rp 3,87 miliar yang dicapai melalui strategi efisiensi yang telah dilakukan sejak awal tahun 2019.