Diversifikasi Usaha Nippon Indosari (ROTI) Belum Akan Berefek ke Pergerakan Sahamnya

22 Juni 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen Sari Roti dan Sari Kue, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, berencana menambah kegiatan usaha baru. Mengutip keterbukaan informasinya, emiten berkode saham ROTI itu akan menambah bidang perdagangan olesan coklat dan susu kemasan.

Mengutip keterbukaan informasinya, ROTI akan melakukan produksi sendiri dengan memanfaatkan investasi pabrik olesan coklat yang sedang dalam tahap pembangunan, didukung oleh tenaga kerja yang kompeten. Sementara, produk susu kemasan akan diproduksi oleh pihak ketiga, yaitu pabrik susu yang sudah berpengalaman dalam memproduksi susu kemasan.

"Rencana penambahan bidang usaha Perseroan sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan komposisi penduduk Indonesia serta sejalan dengan pertumbuhan pasar susu Indonesia dan pasar olesan coklat," jelas manajemen ROTI dalam keterbukaan informasinya. 

ROTI akan menghadirkan produk olesan coklat dan susu yang memiliki 2 ukuran kemasan, yang diharapkan bisa menjadi pilihan utama untuk semua kalangan.

Diharapkan, penambahan kegiatan usaha ini akan menghasilkan keuntungan dan berdampak positif terhadap keuangan ROTI mulai tahun 2024. Dus, diperkirakan, kontribusi bidang usaha olesan coklat dan susu kemasan pada tahun 2024 sudah mencapai sekitar 6% terhadap pendapatan tahun 2021 dan sekitar 3% terhadap laba kotor tahun 2021.

Dalam keterbukaan informasi itu juga dijelaskan, untuk menjalankan usaha olesan coklat dan susu kemasan itu, ROTI akan menggunakan sekitar 1% Ekuitas per 31 Desember 2021. Adapun ROTI akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 27 Juni 2022 guna melancarkan rencananya. 

Kendati penambahaan usaha ini diproyeksi bisa berkontribusi positif terhadap kinerja ROTI, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana berpendapat, katalis itu belum akan tercermin dalam pergerakan saham ROTI dalam waktu dekat. 

Menurut Wawan, masuk ke bisnis baru memerlukan waktu untuk melihat hasilnya yang tercermin dalam laporan keuangannya. 

Sepanjang ada peningkatan kinerja, diharapkan sahamnya akan ikut menarik. Kendati saham digerakan oleh ekspketasi pelaku pasar di masa mendatang, Wawan menilai katalis dari diversifikasi bisnis ini belum akan tercermin dalam waktu dekat. Dus, ia menyarankan wait and see terlebih dahulu terhadap saham ROTI. 

"Untuk sektor yang sama, ICBP atau UNVR saat ini lebih menarik," jelas dia, Rabu (22/6). 

Sementara secara teknikal, Analis Henan Putihrai Sekuritas Mayang Anggita mencermati, ROTI konsisten bergerak di sekitar area suppot Rp 1.275 sejak akhir Desember tahun lalu. 

"Namun menariknya terdeteksi RSI Positive Divergence yang biasanya merupakan indikasi trend reversal," jelas Mayang, Rabu (22/6). 

Ia pun menyarankan, speculative buy atau cicil beli bertahap di sekitar area saat ini, dengan target terdekat berada pada resistance previous high 1.300 hingga akhirnya memenuhi tugas tutup gap di angka Rp 1.340. Baiknya cutloss dan batasi risiko apabila ROTI melemah di bawah level Rp 1.260. 

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, mencermati, diversifikasi usaha yang dilakukan ROTI dan emiten-emiten lain di bursa akhir-akhir ini merupakan salah satu upaya emiten untuk memaksimalkan peluang yang ada. Di sisi lain, ramainya penambahan kegiatan usaha baru juga didorong oleh momentum pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 yang membaik seiring penurunan kasus Covid-19 di tanah air. 

Asal tahu saja, menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, selain ROTI ada beberapa emiten lain juga mengumumkan menambah kegiatan usaha baru seperti  PT Kino Indonesia Tbk (KINO), PT Transkon Jaya Tbk (TRJA), PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), dan PT Galva Technologies Tbk (GLVA). 

Kendati menambah kegiatan usaha merupakan sentimen positif, Nafan menyarankan agar investor untuk tetap mencermati kondisi fundamental masing-masing perusahaan. Khususnya, historikal bottom line emiten. Investor juga perlu mencermati likuiditas sahamnya dari sisi teknikalnya. Prospek emiten ke depan perlu menjadi fokus perhatian investor. 

"Diversifikasi usaha yang dijalankannya apakah memungkinkan berjalan dengan lancar ke depannya. Proses menjadi penting karena  bisa menjadi hasil kalau berjalan secara efektif," imbuh dia, Rabu (22/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News