Emiten BUMN Konstruksi Raih Kontrak Baru Rp 65 Triliun, Siapa Terbesar?

22 Oktober 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id – Emiten BUMN konstruksi yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraup kontrak baru senilai Rp 65,18 triliun pada Januari-September 2022. Perolehan kontrak-kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek pemerintah dan BUMN.

"Sampai dengan September, kami telah mendapat kontrak baru Rp 16,5 triliun," kata Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Effendi kepada Investor Daily, baru-baru ini.

Bakhtiyar merinci, kontribusi terbesar dari perolehan kontrak baru tersebut disumbang dari proyek pemerintah sebanyak 30%, BUMN 65%, dan swasta 5%. Berdasarkan segmennya, perolehan proyek baru didominasi segmen infrastruktur, kemudian gedung serta Engineering Procurement, dan Construction (EPC).

Sementara itu, terkait Ibu Kota Nusantara (IKN), Bakhtiyar menuturkan, perseroan telah memenangi sejumlah kontrak dan akan terus agresif berpartisipasi di proyek-proyek lain yang ditenderkan pada tahun ini. "Terbukti, kami telah mendapatkan empat paket pekerjaan senilai Rp 1,4 triliun. Kami juga masih mengikuti tender sebanyak tujuh paket pekerjaan lain di tahun ini," ungkapnya.

Emiten BUMN konstruksi lainnya yakni WIKA mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 19 triliun sampai September 2022. Perolehan ini tergolong yang terbesar dibandingkan raihan kontrak baru emiten BUMN konstruksi lainnya pada periode sama.

"Sebagian besar kontrak baru berasal dari proyek-proyek infrastruktur, diikuti proyek segmen Engineering, Procurement, Construction (EPC) dan gedung. Sisanya dari industri pracetak dan struktur baja," kata Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya.

Mahendra menambahkan, dari daftar kontrak baru tersebut, beberapa di antaranya berasal dari proyek IKN berupa pekerjaan jalan tol segmen KKT Kariangau-Simpang Tempadung dan bangunan modular untuk rusun pekerja senilai Rp 1,1 triliun.

Selain PP dan WIKA, Waskita Karya juga berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp 11,58 triliun sampai akhir September 2022. Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho mengatakan, perolehan NKB WSKT bersumber dari proyek pemerintah sebesar 65,36%, swasta 11,81%, BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) 10,98%, serta pengembangan bisnis anak usaha perseroan 11,86%.

"Berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri atas segmen konektivitas Infrastruktur sebesar 67,02%, gedung 8,01%, EPC 3,80%, Sumber Daya Air (SDA) 7,96%, anak usaha 11,86% dan proyek sipil lainnya 1,35%," kata Novianto.

Dia menjelaskan, beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan September 2022 adalah Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung–Jembatan Pulau Balang senilai Rp 990 miliar, Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp 182 miliar, Pembangunan Gedung CMU3 RSCM Jakarta sebesar Rp 252 miliar, dan Pekerjaan Sipil Mining Area di NTB sebesar Rp 262 miliar.

“Selain pencapaian NKB, perseroan masih mengikuti tender proyek dengan nilai mencapai Rp 20 triliun yang bersumber dari pemerintah, BUMN, maupun swasta," ungkap dia.

Novianto mengatakan, adanya partisipasi pada proyek IKN dan didukung dengan tingkat winning rate sebesar 26,67% selama sembilan bulan 2022, menjadikan perseroan lebih optimistis bahwa pencapaian NKB akan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Emiten BUMN Karya tersebut mengincar perolehan NKB hingga Rp 20-30 triliun pada tahun ini.

Sementara itu Adhi Karya juga merealisasikan perolehan kontrak baru sampai September 2022 sebesar Rp 18,1 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 57,3% dibanding periode sama 2021.

"Pembangunan IKN telah berkontribusi dalam perolehan kontrak hingga September 2022 dengan total nilai kontrak sebesar Rp 1,4 triliun. Perolehan kontrak tersebut didominasi oleh proyek pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 3A Segmen Karangjoang–Kariangau dengan nilai kontrak Rp 1,1 triliun. Selain itu, ADHI juga telah memperoleh kontrak pekerjaan proyek pembangunan hunian pekerja dan fender jembatan Pulau Balang," kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto.

Dia memaparkan, profil kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru sampai dengan bulan September 2022 meliputi lini bisnis konstruksi sebesar 90%, properti sebesar 6%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Selain lini bisnis, kontrak ini juga meliputi berbagai tipe pekerjaan yang terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 40%, gedung sebesar 12%, proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan dermaga, jalur kereta api, sumber daya air dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 48%.

Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily