Emiten menyiapkan belanja modal lebih besar di tahun 2022

24 November 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten mulai menghitung anggaran belanja modal tahun depan. Beberapa emiten memasang sikap optimistis sehingga belanja modal atawa capital expenditure (capex) naik dibandingkan tahun ini. Beberapa diantaranya, seperti PT Central Proteina Prima (CPRO) dan PT Elnusa Tbk (ELSA), serta PT United Tractors Tbk (UNTR).

CPRO menargetkan anggaran capex tahun depan Rp 320 miliar, atau naik dibandingkan anggaran tahun ini sebesar Rp 140 miliar. Lalu ELSA juga memproyeksikan capex tahun depan akan tumbuh 10% dibandingkan anggaran tahun ini sebesar Rp 600 miliar.

UNTR menyebut, anggaran belanja modal tahun depan akan meningkat dibandingkan tahun ini. "Capex tahun depan akan lebih tinggi karena proyeksi kami cukup optimis, khususnya sektor pertambangan dan konstruksi," sebut Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara Loebis kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Beberapa emiten, juga menganggarkan belanja modal serupa dengan tahun ini. Beberapa di antaranya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) yang memproyeksikan capex tahun depan sebesar Rp 200 miliar.

Namun, ada pula emiten yang menganggarkan belanja modal lebih rendah seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Direktur BRMS, Herwin Hidayat menuturkan fokus perusahaan untuk 2022-2024 adalah untuk pembangunan pabrik pengolahan bijih emas kedua dengan kapasitas 4.000 ton per hari di Palu.

"Investasi sebesar US$ 48 juta berasal dari pinjaman dari AP Investment sebesar US$ 30 juta dan dari PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar US$ 18 juta," ujar Herwin kepada Kontan.co.id, Rabu (24/11).

BRMS juga akan mengalokasikan dana sebesar US$ 23 juta dari dana hasil PUT 1 untuk pengeboran pada empat prospek emas di Palu untuk menambah cadangan sebesar 20 juta ton bijih. "BRMS juga mengalokasikan US$ 5 juta untuk pengeboran prospek emas dan pembukaan jalan di Gorontalo," imbuh Herwin.

Angka itu berada di bawah realisasi capex perusahaan tahun ini. Per September saja, realisasi capex BRMS sebesar US$ 106 juta.

Walau begitu, dari sisi kinerja ia meyakini akan bertumbuh positif. Pasalnya, kapasitas pengolahan bijih sampai menjadi dore bullion perusahaan naik signifikan.

"Dengan adanya tambahan pabrik emas kedua di pertengahan 2022 maka kapasitas pengolahan bijih sampai menjadi dore bullion kami naik dari 500 ton per hari menjadi 4.500 ton per hari," tegasnya.

Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana menuturkan dengan asumsi tidak adanya gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang membuat PPKM kembali diperketat maka pemulihan ekonomi akan terjadi. Menurutnya, dengan pemulihan aktivitas dan mobilitas masyarakat dia melihat emiten akan lebih percaya diri untuk ekspansi.

Walau begitu, ia juga memroyeksikan tentunya para emiten mengantisipasi terhadap kondisi kesehatan masyarakat yang bisa tiba-tiba memburuk dan sudah masuk dalam perhitungan para emiten. "Namun, beberapa emiten yang tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi bisa saja meningkatkan capex-nya," imbuhnya.

Emiten lainnya, juga masih menghitung anggaran tahun depan. Antara lain PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

Kendati begitu, tahun depan CSAP masih akan melanjutkan pembukaan gerai baru. Hal tersebut guna menyukseskan rencana perusahaan memiliki 50 cabang Mitra10 di 2023. Adapun, saat ini perusahaan telah memiliki 44 cabang.

Untuk PTPP, juga masih mereview besaran capex 2022. Hanya saja, perusahaan berencana untuk melebarkan sayap ke pasar luar negeri.

"Manajemen merencanakan untuk ke market konstruksi di luar negeri, meningkatkan portofolio proyek-proyek keberlanjutan seperti jalan dan jembatan, serta bangunan dengan fokus pada kepemilikan pemerintah, BUMN dan kerjasama BUMN," jelas Sekretaris Perusahaan PTPP, Yuyus Juarsa beberapa waktu lalu.