Garap Energi Terbarukan, Chemstar (CHEM) dan Basis Investment Disebut Jalin Kerjasama
JAKARTA, Investor.id – Basis Investment, perusahaan investasi milik Happy Hapsoro dan Arsjad Rasyid, mulai gencar menggelar berbagai manuver akhir-akhir ini. Keduanya agresif membangun portofolio perusahaan energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Satu dari beberapa manuver terbarunya adalah mencuatnya kabar kerjasama investasi antara Basis Investment dengan emiten produsen dan perdagangan bahan kimia PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM). Ketertarikan Basis didukung tata kelola Environmental, Social dan Governance (ESG) CHEM yang baik. Bahkan, memenuhi standard internasional.
CHEM sendiri memproduksi berbagai bahan kimia yang ramah lingkungan, sehingga dapat menjadi supplier perusahaan fesyen kenamaan dunia, seperti Adidas, Mark & Spencer, Uniqlo dan Nike.
Sebelum menjalalin kerjasama strategis dengan CHEM, Basis Investment telah melakukan penyertaan modal ke sejumlah emiten lainnya, yakni PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), PT Singaraja Putra Tbk (SINI), dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). “Sangat terbuka kemungkinan kerjasama investasi dengan CHEM akan berlanjut ke level yang lebih serius. Apalagi fundamental dan prospek bisnis CHEM lebih baik, dibandingkan emiten lain yang sudah terlebih dahulu diakuisisi,” kata sumber Investor Daily yang mengetahui transaksi ini.
Dia mengatakan, sektor yang dipilih oleh Basis Investment cenderung beragam. Ada sektor properti hingga migas. Apapun sektor yang dibidik, syarat terpenting yakni komitmen terhadap dekarbonasi dan punya road map yang jelas menuju net zero emission.
Namun apabila dibandingkan dengan perusahaan yang ada dalam portofolio Basis Investment lain, CHEM memiliki keunggulan dari sisi fundamental maupun valuasi. Beberapa perusahaan seperti MINA dan PSKT masih merugi. Sementara perusahaan, seperti ARCI justru mengalami penurunan laba bersih signifikan sampai 72% sampai September 2022.
Portofolio yang paling mencolok sejauh ini adalah RAJA dengan kenaikan laba bersih sampai 46,7x. Namun harga saham RAJA telah melesat tinggi. Dan RAJA merupakan jangkar Basis Investment di indutri migas (energi non terbarukan). “Yang sedang dilakukan Basis Investment adalah menyiapkan perusahaan jangkar di sektor energi terbarukan. CHEM terlihat jauh lebih unggul,” kata sumber tersebut.
CHEM berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 25% pada September 2022 menjadi Rp 7 miliar. Secara valuasi CHEM ditransaksikan di 29,34x Price to Earnings (PER) dan 2,42x Price to Book Value (PBV).
Dengan kinerja tersebut, jelas CHEM memiliki keunggulan dari sisi fundamental dan dengan valuasi yang lebih terdiskon.
Tahun depan, CHEM optimis dapat mencetak pertumbuhan penjualan sampai 200% menjadi Rp 215 miliar. Angka tersebut didapat dari upaya perseroan untuk ekspansi di bidang energi, agro chemical hingga rencana ekspansi anorganik lewat akuisisi perusahaan sejenis.
Ekspansi di bidang energi juga dilakukan CHEM dengan menggandeng Baker Hughes Indonesia yang merupakan anak usaha perusahaan penyedia jasa energi terbesar di AS.
Ekspansi bisnis lain yang juga tengah dijajaki oleh CHEM adalah membuat nota kesepahaman (MoU) dengan PT Zeus Kimiatama untuk berkolaborasi dalam pengembangan dan suplai bahan kimia untuk industri energi.
Selain aspek fundamental, valuasi, prospek dan strategi ekspansi, keunggulan CHEM lainnya adalah fokus menggarap bisnis ESG yang sekarang sedang booming di kalangan investor terutama investor global.
CHEM merupakan perusahaan yang belum lama melantai di bursa. CHEM melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada 8 Juli 2022 dengan melepas 500 juta saham ke publik atau setara dengan 31,5% dari total saham di harga Rp 150/saham.
Saham CHEM ditutup melemah 6,43% terkena auto reject bawah (ARB) di Rp 160/saham pada perdagangan Jumat (9/12/2022). Namun jika dihitung sejak IPO, harga saham CHEM telah naik 6,7%.
Kenaikan harga saham CHEM yang fantastis terjadi sejak awal bulan Desember menyusul rumor kedekatan CHEM dengan Basis Investment.
Masih Wajar
Herditya Wicaksana, analis teknikal MNC Sekuritas melihat koreksi harga saham CHEM kemarin merupakan hal yang wajar setelah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir.
“Meskipun dari Stochastic sudah memperlihatkan deadcross, namun dari MACD masih berada di area positif dan menunjukkan tanda-tanda lanjutan penguatan. Secara timeframe weekly, kami mencermati pergerakan masih menguat dan masih disertai dengan volume pembelian yang cukup tinggi, dari sisi Stochastic pun juga masih menunjukkan lanjutan penguatan untuk menguji area overbought. Selama CHEM masih mampu bertahan di atas 130 sebagai stoplossnya, maka kami perkirakan CHEM berpeluang menguji kembali area 180 hingga 200.” terang Herditya.
Porfotolio Basis Investment
Perusahaan |
Sektor |
Laba Bersih 9M22 (dalam miliar) |
Growth Laba |
PER |
PBV |
ARCI |
Holding Company |
Rp 231,9 |
-72% |
26.07 |
2.14 |
MINA |
Properti & Hotel |
-Rp 2.5 |
36% |
-146.74 |
4.86 |
PSKT |
Operator Hotel |
-Rp 5.3 |
56% |
-95.72 |
1.91 |
SINI |
Hospitality |
Rp 2.7 |
0% |
131.6 |
14.06 |
RAJA |
Minyak & Gas |
Rp 70.1 |
46.7x |
42.52 |
2.5 |
CHEM |
Bahan Kimia |
Rp 7 |
25% |
29.34 |
2.42 |
Berbagai Sumber
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily