Garuda Metalindo (BOLT) telah menyerap capex sekitar 25% di semester I 2021

7 September 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar kurang lebih 25% pada semester I 2021. BOLT menganggarkan belanja modal sekitar Rp 55 miliar tahun ini.

Direktur Utama BOLT, Ervin Wijaya memaparkan alokasi pendanaan dialirkan pada pembangunan pabrik fasilitas produksi baru yang berlokasi di Cibitung, pembelian mesin-mesin baru, serta peremajaan mesin. "Kami berencana untuk menambah range produk sehingga menambah kapasitas dengan membangun pabrik produksi baru," ujarnya dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Selasa (7/9).

Ia melanjutkan, proyeksi tahun ini bisa lebih baik walau belum bisa mencapai kinerja tahun 2019. Pihaknya menargetkan pertumbuhan net profit margin (NPM) sekitar 5%-10% dan pertumbuhan topline sekitar 30% atau setara Rp1,1 triliun sampai akhir tahun ini. Sementara itu, hingga semester I 2021, BOLT membukukan peningkatan laba bersih 42,52% menjadi Rp532,8 miliar, dari Rp373,9 miliar secara tahunan.

BOLT juga berhasil membalik rugi bersih di semester I 2020 menjadi laba bersih di paruh pertama tahun ini. Tercatat, BOLT membukukan laba bersih Rp22,02 miliar di semester I 2021, dari rugi bersih Rp10,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Garuda Metalindo Anthony Wijaya menambahkan jika di awal tahun 2021, pandemi Covid-19 masih merupakan tantangan terbesar bagi perekonomian Indonesia dan industri otomotif.

Ia mengatakan jika berbagai kebijakan pemerintah seperti menjalankan program vaksinasi nasional sejak awal tahun 2021, penurunan tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil baru di segmen tertentu dan adanya ketentuan uang muka 0% kredit kendaraan bermoto, ikut memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia dan kinerja perusahaan.

"Perusahaan mengalami peningkatan penjualan di semua segmen pelanggan otomotif dibandingkan dengan tahun lalu, karena hampir semua pabrikan otomotif kendaraan roda 2, kendaraan roda 4 dan komponen otomotif sudah mulai meningkatkan produksinya walaupun masih belum maksimal,"jelas Anthony.

Ia mengatakan, peningkatan pada semester I tahun 2021 juga disebabkan adanya pemulihan permintaan di pasar domestik dan ekspor.

"Perusahaan akan meneruskan rencana yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir yaitu meningkatkan efisiensi dan produktifitas di semua bagian secara berkelanjutan. Industri otomotif sebagai salah satu industri strategis bagi Indonesia akan kembali tumbuh seiring dengan memulihnya perekonomian Indonesia dan dunia," ungkapnya.

Dengan pemulihan produksi otomotif yang mulai membaik, Perusahaan terus berusaha untuk mendapatkan proyek untuk barang-barang baru agar perkembangan penjualan Perseroan bisa lebih baik secara keseluruhan.

 

Ia mengatakan, data dari Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) memperkirakan penjualan mobil di Indonesia hanya sekitar 750 ribu unit di tahun 2021, atau naik sekitar 40,97% dari tahun 2020. Penjualan kendaraan roda empat di semester I tahun 2021 juga naik sebesar 50,79% dibandingkan dengan semester 1 tahun 2020.

Sedangkan AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) optimis memprediksi penjualan sepeda motor di Indonesia di tahun 2021 akan mengalami kenaikan, yaitu sekitar 4,3 - 4,6 juta unit atau naik sekitar 17,5 – 25,6% dari tahun 2020.

Penjualan sepeda motor di semester 1 tahun 2021 naik sebesar 30,60% dibandingkan dengan semester 1 tahun 2020. Penambahan bisnis Perusahaan ke pasar global di tahun 2021 masih tetap terus berjalan melalui kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Prospek dari pelanggan-pelanggan baru di pasar ekspor juga akan menunjang pertumbuhan penjualan Perusahaan di tahun 2021.

"Selama semester I tahun 2021, penjualan ekspor tetap mengalami peningkatan sebesar 107,03% dibandingkan dengan semester I tahun 2020. Disamping itu, pengembangan bisnis di pasar domestik juga terus tetap berjalan dengan penambahan produk-produk dan juga penjajakan pelanggan baru,"ujar Ervin Wijaya.