Gunung Raja Paksi (GGRP) targetkan penjualan baja mencapai 1 juta ton di tahun ini
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) menargetkan mampu menjual 1 juta ton baja tahun ini. Director of Public Relation Gunung Raja Paksi Fedaus mengatakan, per Juni 2020 GGRP telah berhasil merealisasikan target penjualan lebih dari 50%, tepatnya mencapai 520 ribu ton.
”Sedangkan utilisasi pabrik kami saat ini berada di level 50% – 55 %. Mudah – mudahan dengan pasar yang lebih baik, utilisasi pabrik akan lebih meningkat,” ujar Fedaus kepada Kontan.co.id, Selasa (6/10).
GGRP tetap berusaha mencari pasar baru dan optimis dapat mencapai target penjualan tersebut. Fedaus melanjutkan, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, banyak proyek proyek infrastruktur yang tertunda. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pun hampir semuanya dialokasikan untuk biaya kesehatan. GGRP pun memutar otak untuk tetap melakukan terobosan guna mencari pasar lain, yakni dengan membidik pasar ekspor.
Pada akhir Agustus 2020, GGRP melakukan pelepasan ekspor perdana terhadap 4.600 ton structural steel atau struktur baja ke Vancouver, Kanada. Ekspor perdana tersebut bernilai Rp 69 miliar atau kurang lebih US$ 4,7 juta.
Selain ke Kanada, GGRP juga telah melakukan ekspor ke Malaysia, Selandia Baru, dan Australia. Saat ini GGRP juga sedang menjajaki pasar Amerika Serikat (AS). Namun, khusus untuk pasar Negeri Paman Sam, Fedaus mengatakan pabrikan harus lulus dari lembaga sertifikasi AISC (American Institute of Steel Construction) khusus nya mengenai steel fabrication.
“GGRP sedang melaksanakan proses sertifikasi ini, diharapkan di akhir bulan ini kami bisa mendapatkannya,” pungkas dia. Adapun pasar ekspor GGRP hanya 5% dari total pendapatan.
Tahun ini, GGRP mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 40 juta dan sudah terpakai 70% dari total anggaran.
GGRP pun mendukung rencana kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk baja. Selain itu, GGRP juga mendorong pemerintah untuk memberikan kemudahan dalam perizinan, insentif investasi, pengadaan bahan baku, insentif tenaga kerja dan transportasi sehingga industri baja dalam negeri dapat memanfaatkan peluang ini.
Terlebih, GGRP juga memiliki sertifikasi manajemen sistem dari Badan Sertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), United Kingdom Accreditation Service (UKAS), dan ANAB. Sedangkan untuk Quality, Health , Safety dan Environment Management System (QHSE), Gunung Raja Paksi telah menerapkan sejumlah sertifikasi seperti misalnya QMS ISO 9001:2005 dari LQRA, EMS ISO 14001:2015 dari LRQA dan OHS ISO 45001:20018 dari BSI (British Standard Institute).
Per semester I-2020, GGRP membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 16,77% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi US$ 315,65 juta. Dus, turunnya pendapatan berimbas pada penurunan bottomline, dimana GGRP membukukan kerugian US$ 10,80 juta. Sebagai perbandingan, rugi bersih GGRP senilai US$ 2,20 juta pada semester pertama 2019.