Harga batubara tertekan, Bumi Resources (BUMI) belum revisi target produksi

11 Juni 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19 dan karantina wilayah yang terjadi di berbagai belahan dunia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belum merevisi target produksinya. Padahal, kondisi tersebut berpotensi terus menekan harga jual akibat penurunan permintaan.

Perusahaan batubara Grup Bakrie ini masih menargetkan produksi sebanyak 85 juta metrik ton-90 juta metrik ton sepanjang 2020. Meskipun begitu, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengungkapkan, pihaknya berharap pemerintah akan meningkatkan target produksi nasional 2020 yang saat ini sebesar 550 juta ton.

"Kami berharap pemerintah akan segera merevisi ke atas Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) mereka. Kami selalu mengikuti prosedur lengkap," kata Dileep dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (11/6).

Maklum saja, penurunan harga jual pada kuartal I-2020 membuat BUMI membukukan kerugian bersih hingga US$ 35,1 juta. Jumlah ini berbanding terbalik dengan kinerja kuartal I-2019 yang masih mampu mencatatkan laba bersih senilai US$ US$ 48,4 juta.

Menurut Dileep, tantangan untuk industri batubara masih terkait dengan perang dagang Amerika Serikat-China yang terus bergulir sejak 2018. "Dampak pandemi menambah ketidakpastian tersebut," ujar Dileep.

Untuk menjaga kinerjanya, Bumi Resources akan fokus dalam pengoptimalan biaya dan mendorong diversifikasi produk non-batubara melalui PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). 

Dileep menambahkan, pihaknya juga tengah menunggu keputusan akhir formal dari pemerintah terkait perubahan Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Ia berharap, izin ini akan BUMI peroleh pada kuartal III-2020. "Hal tersebut akan memberikan kepastian untuk masa sewa yang lebih lama dari konsesi dan kinerja kami," ucap Dileep.