Harga saham bank digital Bank Jago (ARTO) & Aladin merosot, saatnya beli atau jual?

11 Oktober 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham bank digital dalam tren turun. Padahal, harga saham bank digital tersebut sempat menjadi buruan investor. Apakah dengan harga saham yang turun menjadi momentum untuk membeli saham bank digital? Atau malah saatnya untuk menjual saham bank digital tersebut?

Dalam sepekan, setidaknya ada dua bank digital yang melorot cukup dalam yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK).

Berdasarkan data Bloomberg, saham Bank Jago melemah 14,26% dalam sepekan setelah ditutup di level Rp 12.925 per saham pada Jumat (8/10). Dalam sebulan terakhir, harga saham Bank Jago (ARTO) turun 2.000 poin atau 13,40%.

Sementara itu, Bank Aladin Syariah turun 5,76% di minggu lalu usai ditutup di Rp 2.780 per saham. Dalam sebulan terakhir, harga saham Bank Aladin Syariah susut 400 poin atau 12.58%.

Haraga saham Bank Jago / ARTO terus melorot meskipun bank ini pada Senin (4/10) mengumumkan bahwa Ribbit Capital, modal ventura asal Amerika Serikat (AS) yang gemar berinvestasi di fintech dan bank digital di dunia ini masuk mengoleksi saham perseroan.

Ribbit disebut membeli saham ARTO tidak lebih dari 5%. Tidak dijelaskan bagaimana mekanisme pembelian saham dilakukan. Hanya saja kepemilikan Jerry NG lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) tampak mulai berkurang.

Berdasarkan laporan kepemilikan efek  yang mencapai 5% per akhir Agustus 2021 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan MEI tercatat 29,8% setara dengan jumlah saham 4.129.978.125 saham. Namun, dalam data KSEI per 6 Oktober 2021, porsi saham MEI berkurang jadi 28,8%.

Saat dikonfirmasi Kontan.co.id, alasan berkurangnya kepemilikan Jerry NG tersebut, manajemen MEI maupun Bank Jago belum memberikan jawaban hingga berita ini diturunkan.

Menurut CEO dan founder Emtrade Ellen May, koreksi saham bank digital terjadi karena sedang ada rotasi sektoral di tengah kenaikan harga batubara.

"Big fund atau duit yang ada di market, baik itu dari investor besar maupun ritel, arahnya buat investasi di saham batubara. Jadi wajar kalau saham bank digital koreksi, apalagi harga sahamnya sudah naik cukup banyak juga," jelas dia pada Kontan.co.id, Jumat (8/10).

Emtrade saham belum merekomendasikan saham bank digital karena memilih untuk fokus masuk di saham-saham komoditas. Ellen bilang, waktu yang tepat untuk masuk ke saham bank digital adalah saat harga saham batubara sudah oversold dan  krisis energi sudah mulai berakhir.

Simak rekomendasi saham bank digital di halaman selanjutnya