Hartadinata (HRTA) terbitkan obligasi tahap II Rp 400 miliar

19 Mei 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten produsen emas perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap II senilai Rp 400 miliar. Surat utang tersebut bagian dari obligasi berkelanjutan I Hartadinata Abadi dengan total target Rp 1 triliun. 

Obligasi berkelanjutan I Tahap II ditawarkan dengan jangka waktu 3 tahun dan kupon tetap sebesar 10,5% per tahun. Bunga akan dibayarkan setiap triwulan dengan pembayaran bunga pertama 5 September 2020 dan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo pada 5 Juni 2023.

Obligasi ini juga  telah memperoleh peringkat single A-dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang berlaku hingga 1 Oktober 2020. 

Lewat keterangan resmi Hartadinata, Selasa (19/5),  sebagai jaminan, emiten dengan kode saham HRTA ini akan memberikan jaminan kepada pemegang obligasi berupa persediaan barang daan piutang dengan nilai sekurang-kurangnya 125% dari nilai pokok obligasi yang terutang.

Perusahaan ini juga telah menunjuk PT Bahana Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana efek dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk(BBRI) sebagai wali amanat penerbitan obligasi.

Adapun masa penawaran obligasi ini mulai 2 Juni 2020 dan resmi dicatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2020.

 “Dana hasil emisi obligasi tersebut digunakan untuk membayar sebagian utang pokok pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencapai Rp 220 miliar dan sisanyakan sebagai modal kerja anak usaha perseroan, yakni PT Gadai Cahaya Dana Abadi,” ujar manajemen HRTA, Selasa (19/5)

Modal kerja anak usaha  dalam bentuk pinjaman dengan tingkat bunga yang besarnya minimum sama dengan tingkat bunga obligasi dan jatuh tempo yang sama dengan obligasi. 

Adapun sisa dana dari hasil penerbitan  obligasi untuk kebutuhan modal kerja perseroan, termasuk pembelian bahan baku, biaya SDM, biaya overhead pabrik hingga biaya yang berhubungan dengan dengan keempat pabrik  HRTA.

Sebelumnyam, HRTA telah meraup dana  Rp 600 miliar dari penerbitan obligasi Berkelanjutan Tahap I. Dana tersebut digunakan untuk membayar sebagian saldo utang pokok fasilitas pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 142,5 miliar.

Dana hasil emisi obligasi tersebut juga digunakan pula untuk modal kerja anak perusahaan dalam bentuk pinjaman ke PT Gadai Cahaya Dana Abadi sebesar Rp 120 miliar. Sementara sisanya atau sebesar Rp 337,5 miliar akan digunakan untuk modal kerja