Harum Energy (HRUM) Mencuil Peluang Pasar Batubara India dan Eropa

6 Juni 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis energi yang melanda India menjadi berkah bagi perusahaan batubara Indonesia, salah satunya PT Harum Energy Tbk (HRUM). Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan, krisis batubara di India menjadi peluang bagi HRUM untuk menggenjot penjualan ke negara tersebut

Dalam beberapa tahun ke belakang, Ray mengatakan HRUM tidak melakukan penjualan ke India.  Kebanyakan batubara dijual ke ke pasar lain yang memiliki potensi harga lebih baik. Namun pada kuartal pertama tahun ini, HRUM mencatatkan penjualan ke India seiring pasar batubara China mengalami perlambatan. “Ini membuka peluang ke pasar lain, termasuk India,” terang Ray dalam paparan publik kinerja HRUM, Senin (6/6).

Ke depan, HRUM terus menjajaki peluang peningkatan ekspor ke India. Hal ini guna mengurangi ketergantungan ke pasar lain seperti China yang diperkirakan masih melambat.

Sebagai gambaran, volume penjualan batubara HRUM sepanjang kuartal pertama 2022 naik 7,7% secara tahunan menjadi 0,9 juta ton. Namun, bila dibandingkan dengan penjualan pada kuartal keempat 2021, realisasi penjualan HRUM menurun 10,6% secara kuartalan. Ray menyebut, angka penjualan ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang sempat melarang ekspor batubara pada Januari 2022.

Penjualan HRUM selama tiga bulan pertama tahun ini mayoritas dilempar ke kawasan Asia Pasifik. Volume terbesar dijual ke China yakni sebanyak 55%, diikuti Jepang (20%), Indonesia (8%), dan India (8%).

Pada kuartal pertama 2022, HRUM juga melakukan penjualan perdana ke Belanda, yakni sebanyak 9% dari total penjualan. Peluang meningkatkan penjualan ke Eropa memang terbuka, hanya saja masih akan terbatas ke depan. Keterbatasan ini dikarenakan adanya batasan spesifikasi dan kualitas produk yang diproduksi HRUM.

“Spesifikasi yang diinginkan (pelanggan) Eropa mayoritas tidak dimiliki oleh HRUM. Sehingga memang kalau peluang tetap ada, tetapi terbatas,” sambung Ray.

Sepanjang tiga bulan pertama 2022, HRUM membukukan kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP). HRUM mencatatkan ASP sebesar US$ 168,4 per ton atau 31,6% lebih tinggi dari ASP yang dicapai pada kuartal keempat 2021 sebesar US$ 128,0 per ton.

Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ASP Harum Energy mengalami lonjakan hingga 158,8%. Di kuartal pertama 2021, ASP Harum Energy hanya sebesar US$ 65,1 per ton.

 

Imbasnya, pendapatan HRUM turut terdongkrak. HRUM mencatatkan pendapatan sebesar US$ 152,2 juta pada kuartal pertama 2022. Angka ini 16,5% lebih tinggi dari pendapatan yang tercatat pada kuartal keempat 2021, yakni US$ 130,6 juta.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pendapatan HRUM melesat sebesar 166,6%, sebagai hasil dari ASP yang lebih tinggi dan dibarengi dengan volume penjualan yang lebih tinggi.

Dari sisi bottomline, HRUM mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 62,8 juta pada kuartal pertama 2022. Angka ini 71,5% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, angka ini mengalami lonjakan hingga 256,5%. Sebagai perbandingan, laba bersih HRUM di periode kuartal pertama 2021 sebesar US$ 17,6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News