Hexindo Adiperkasa (HEXA) proyeksi kinerja di tahun fiskal 2020 turun 30%

4 Juni 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Hexindo Adiperkasa (HEXA) di tahun fiskal 2020 diprediksi kurang menggembirakan. Bahkan perusahaan melihat potensi penurunan yang cukup dalam karena adanya pandemi Covid-19.

Corporate Secretary HEXA Listiana Kurniawati mengungkapkan, pendapatan dan laba bersih perusahaan di periode tersebut turun sekitar 30% dibanding realisasi pada tahun fiskal 2019. Penurunan terjadi  akibat pandemi Covid-19.

Adapun, penurunan kinerja ini juga didorong realisasi penjualan alat berat yang terjerembab."Realisasi penjualan untuk ekskavator bertonase lebih dari 6 ton terjadi penurunan sekitar 24% dibanding aktual tahun lalu," jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (2/6).

Listiana melanjutkan, untuk jenis alat berat tersebut paling banyak disokong sektor forestry sebesar 34% dan sektor agro sebesar 32%.

Mengutip laporan keuangan HEXA, perusahaan mencatatkan penurunan penghasilan neto sebesar 46,29% (yoy) menjadi US$ 172,09 juta pada kuartal III tahun fiskal 2020. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, HEXA mampu meraup penghasilan neto sebanyak US$ 320,43 juta.

Segmen penjualan alat berat dan jasa komisi mendominasi penghasilan neto HEXA di periode Oktober-Desember 2020 yakni sebesar US$ 78,47 juta. Kemudian disusul oleh penghasilan neto dari segmen penjualan suku cadang sebesar US$ 49,14 juta dan jasa pemeliharaan dan perbaikan sebesar US$ 44,47 juta.

 

 

HEXA pun membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar US$ 20,68 juta pada kuartal III tahun fiskal 2020 atau turun 38,10% (yoy) dibandingkan laba bersih di tahun 2019 sebesar US$ 33,41 juta.

Adapun, dengan membaiknya kondisi ekonomi di awal tahun ini, HEXA berharap terjadi peningkatan kinerja untuk top line dan bottom line dapat terjadi pada tahun fiskal 2021.

"Kenaikan budget sekitar 30% untuk budget sales dan 20% untuk laba bersih, merujuk proyeksi membaiknya perekonomian Indonesia sepanjang 2021 dan kondisi bisnis yang mulai menguat di awal tahun," jelas Listiana.

Dia bilang, target penjualan alat berat untuk ini tahun tak jauh berbeda dengan tahun 2020. Di mana persentase diharapkan berimbang dari empat sektor yang ada yakni agro, forestry, pertambangan dan konstruksi.