IHSG berbalik turun 0,18% ke 5.933 pada Kamis (10/12), GGRM dan HMSP jadi pemberat

10 Desember 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun di akhir perdagangan Kamis (10/12) meski dibuka dan bergerak di zona hijau sepanjang sesi I tadi pagi. IHSG turun 10,71 poin atau 0,18% ke 5.933,70 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.

Salah satu penyebab IHSG berbalik ke zona merah adalah penurunan saham emiten rokok akibat pengumuman kenaikan cukai mulai bulan depan. Pasalnya, dua emiten rokok yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyumbang poin dan kapitalisasi yang besar terhadap IHSG.

Terbuksi, sektor barang konsumsi memimpin penurunan empat sektor lainnya. Sektor barang konsumsi merosot 2,34%. Sektor perkebunan turun 1,19%. Sektor infrastruktur tergerus 0,82%. Sedangkan sektor manufaktur dan pertambangan turun masing-masing 0,76% dan 0,35%.

Sektor aneka industri tercatat menguat 1,69%. Sektor konstruksi dan properti pun masih menanjak 0,77%. Sektor keuangan menguat 0,28%. Sektor industri dasar dan perdagangan melemah masing-masing 0,28% dan 0,13%.

Total volume transaksi bursa mencapai 30,09 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 19,84 triliun. Sebanyak 268 saham turun harga pada hari ini. Ada 204 saham yang menguat dan 154 saham flat.

Top gainers LQ45 hari ini adalah:

  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 7,31%
  • PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 6,86%
  • PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) 4,73%

Sedangkan top losers LQ45 terdiri dari:

  • PT Gudang Garam Tbk (GGRM) -6,99%
  • PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) -6,96%
  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) -4,43%

Investor mencatat net sell alias jual bersih Rp 70,3 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 156,6 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 139,9 miliar, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 123,2 miliar.

Sedangkan saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 563,3 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 215,8 miliar, dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) Rp 200,3 miliar.