Indofood CBP (ICBP) putus kongsi dengan PepsiCo, simak rekomendasi analis

19 Februari 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) resmi putus kongsi dengan PepsiCo setelah membeli seluruh kepemilikan Fritolay Netherlands Holding BV (Fritolay) di PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) pada 17 Februari 2021.

Sebagaimana diketahui, Fritolay merupakan perusahaan afiliasi PepsiCo.

Seiring dengan meningkatnya kepemilikan ICBP menjadi 99,99% (sebelumnya 51%) di IFL, maka perjanjian lisensi IFL dengan PepsiCo juga akan berakhir. Penyudahan perjanjian ini akan dilakukan setelah IFL menyelesaikan semua proses persiapan penghentian produksi dan penjualan produk dengan merek milik PepsiCo dalam jangka waktu enam bulan sejak tanggal transaksi.

Setelah masa transisi tersebut selesai, Fritolay, PepsiCo dan/atau pihak afiliasi lainnya tidak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama tiga tahun.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, kepemilikan penuh ICBP pada IFL akan menguntungkan bisnis ICBP dalam jangka panjang. Menurut dia, ICBP kemungkinan besar akan mengembangkan produk maupun brand baru di IFL sehingga tidak tumpang tindih dengan milik PepsiCo.

ICBP juga kemungkinan akan mengekspor produk-produk IFL untuk menjangkau area yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar ICBP.

"Lewat akuisisi ini, ICBP terlihat ingin menjadi salah satu perusahaan yang cukup besar di sektor konsumsi, baik secara nasional maupun global. Saya menilai ICBP cukup mumpuni untuk berjalan sendiri," ungkap Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (18/2).

Meskipun begitu, dalam jangka pendek, akuisisi ini berpotensi membawa dampak negatif bagi ICBP. Pasalnya, produk-produk dengan merek milik PepsiCo, seperti Lay’s, Doritos, dan Cheetos akan berhenti diproduksi dan dipasarkan.

Sebagai informasi, IFL merupakan salah satu anak usaha ICBP dengan kepemilikan langsung yang bergerak di bidang usaha makanan ringan. IFL beroperasi secara komersial sejak tahun 1990.

Per September 2020, pendapatan ICBP dari bisnis makanan ringan sebesar Rp 2,14 triliun atau naik 2,9% dari periode sama tahun 2019 yang sebesar Rp 2,08 triliun. Jumlah tersebut setara 6,3% terhadap total pendapatan ICBP per September 2020 yang mencapai Rp 33,9 triliun.

Terkait dengan sahamnya, Chris memprediksi ICBP masih akan cenderung terkoreksi dalam jangka pendek. Akan tetapi, untuk jangka panjang, saham ICBP berpeluang naik kembali seiring dengan pemulihan ekonomi dan berlanjutnya ekspansi perusahaan.

"Saya merekomendasikan buy on weakness atau cicil secara berkala dimulai dari Rp 8.500 ke bawah," ucap Chris. Per perdagangan Kamis (18/2), saham ICBP berada di level Rp 8.750 per saham atau turun 5,91% secara year to date.