Indonesia Fibreboard (IFII) memanfaatkan kesulitan bahan baku di negara tetangga

24 September 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan produsen kayu olahan medium density fibreboard (MDF), PT Indonesia Fibreboard Industry (IFII), semakin membaik setelah penawaran umum perdana (IPO) tahun 2019 lalu. 

Terbukti, di tahun 2018 penjualan bersih mencapai Rp 608 miliar dan meningkat 10,03% secara year on year (yoy) menjadi Rp 669 miliar di tahun 2019. Peningkatan pendapatan IFII berlanjut di tahun 2020 dengan kenaikan 1,84% yoy menjadi Rp 682 miliar. Laba bersih Indonesia Fibreboard juga meningkat 24,16% secara yoy menjadi Rp 73,58 miliar tahun lalu. 

Thomas Verdiyanto, Sekretaris Perusahaan dan Direktur IFII mengatakan bahwa terjadi penurunan kinerja di kuartal kedua 2020. Penurunan disebabkan oleh jumlah penurunan permintaan dan harga jual dari negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia Fibreboard. 

Permintaan pasar mulai berangsur pulih pada periode kuartal ketiga 2020. Alhasil, IFII tetap mencatatkan keuntungan di tahun 2020.

“Kami memproyeksikan target pertumbuhan moderat sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan pertimbangan keadaan global saat ini yang sudah mulai membaik,” kata Thomas kepada Kontan, Kamis (23/9). Dia menambahkan kinerja akan lebih baik lagi di tahun depan.

Thomas mengatakan bahwa pihaknya akan menambah fasilitas produksi MDF beserta prasarana pendukungnya pada tahun ini dan tahun depan. Fasilitas produksi ini berlokasi di Sumatra Selatan dengan nilai investasi Rp 650 miliar.

Indonesia Fibreboard akan memulai pembangunan lini produksi kedua ini pada Oktober 2021. IFII menargetkan pembangunan selesai dalam waktu 22 bulan atau hingga sekitar Agustus 2023. Lini produksi ini akan menambah kapasitas produksi MDF Indonesia Fibreboard menjadi 450.000 meter kubik per tahun.

Thomas melihat adanya peluang pertumbuhan. Pasalnya, kompetitor dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam mulai mengalami kesulitan untuk penyediaan bahan baku kayu mixed light hardwood (MLH) sebagai bahan baku utama produk MDF. Alhasil, harga jual MDF di masing-masing negara tersebut naik.

Thomas mengatakan, hal ini bisa menjadi suatu keunggulan yang kompetitif bagi Indonesia Fibreboard. Indonesia masih memiliki banyak sumber bahan baku kayu MLH dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain. "Sehingga harga jual produk IFII dapat lebih bersaing dengan pabrik lain di negara kompetitor,” ujar Thomas.

Untuk memacu kinerja di sisa akhir tahun ini, Thomas mengatakan, Indonesia Fibreboard sedang mengusahakan transportasi pasokan bahan baku kayu menggunakan alternatif jalur air. Selama ini IFFI menggunakan jalur darat yang sering berkendala saat musim penghujan.

Ekspansi IFII lainnya adalah pengembangan dan perluasan variasi produk kayu olahan lainnya, seperti plywood, high moisture resistant (HMR), dan veneer.