Japfa Jadi Pilihan Teratas

16 Desember 2021 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - Emiten sektor peternakan dan pakan ternak ayam mulai menunjukkan pemulihan setelah level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diturunkan.

Tak hanya itu, berlanjutnya program culling induk ayam menciptakan keseimbangan pasokan dan permintaan. Sementara itu, dari berbagai saham emiten peternakan dan pakan ternak ayam, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menjadi pilihan teratas.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano mengungkapkan, margin keuntungan bisnis peternakan dan pakan ternak ayam diperkirakan kembali rebound tahun depan, seiring berlanjutnya program culling yang berimbas terhadap penurunan jumlah ayam hidup atau terjadinya keseimbangan pasokan dan permintaan.

Perbaikan emiten sektor ini juga bakal didukung oleh pembukaan kembali ekonomi setelah pembatasan sosial di seluruh wilayah Indonesia dilonggarkan.

Aktivitas masyarakat kembali normal, meski masih ada pembatasan. Hal ini bisa berdampak positif terhadap sektor ini.

“Peningkatan margin keuntungan didukung oleh perkiraan penurunan biaya produksi pakan ternak, seperti ekspektasi terkendalinya harga jual jagung dan kedelai. Ekspektasi peningkatan volume produksi jagung lokal bisa berimbas terhadap penurunan biaya produksi,” tulis Victor dalam risetnya.

Harga saham JPFA dalam satu dekade terakhir
Harga saham JPFA dalam satu dekade terakhir

Penurunan biaya produksi pakan ternak tersebut juga didukung oleh mulai normalnya suplai kedelai dari pasar global yang bisa membuat harga jualnya kian terkendali atau mengalami penurunan tahun depan. Biaya logistic impor kedelai diperkirakan kembali normal, sehingga harga jual kedelai di pasar domestik tentu akan terkendali.

Terkait permintaan daging ayam, dia menyebutkan bahwa telah menunjukkan peningkatan sejalan dengan outlook membaiknya perekonomian domestik dan peluang tidak adanya kembali lockdown akibat pandemi Covid- 19.

Kenaikan harga jual daging ayam juga dipengaruhi oleh penurunan kapasitas produksi setelah pemerintah melanjutkan program culling induk ayam sepanjang tahun 2021.

Berbagai faktor tersebut mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk memberikan rekomendasi overweight terhadap saham emiten sektor peternakan dengan saham pilihan teratas JPFA.

Pilihan tersebut didasari oleh valuasi saham JPFA yang masih murah dan minimnya kontribusi pendapatan dari bisnis pakan ternak yang sedang menghadapi kendala kenaikan ongkos produksi.

Ringkasan kinerja keuangan Japfa Comfeed
Ringkasan kinerja keuangan Japfa Comfeed

BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham JPFA dengan target harga Rp2.200. Target harga tersebut merefleksikan perkiraan PE perseroan tahun 2022 sekitar 11,1 kali dan PBV tahun 2022 mencapai 1,5 kali. Adapun laba bersih Japfa tahun ini diproyeksikan naik menjadi Rp 1,79 triliun dibandingkan raihan tahun lalu Rp 1,16 triliun. Pendapatan perseroan juga diperkirakan bertumbuh dari Rp 36,96 triliun menjadi Rp 44,61 triliun.

Pandangan positif mengenai emiten sektor peternakan ayam juga disampaikan oleh analis RHB Sekuritas Marco Antonius. Menurut dia, tren perbaikan bisnis emiten sektor ini didukung oleh sejumlah hal, seperti kebijakan pemerintah untuk memangkas kuota impor induk ayam (grand parent stock/GPS) hanya mencapai 600.000 ribu induk pada 2021 dibandingkan realisasi tahun 2020 sebanyak 649.000 induk.

Sedangkan kuota impor tahun 2022 dinaikkan menjadi 630 ribu ekor. Penurunan tahun 2021 tersebut akan berimbas terhadap penurunan suplai anak ayam usia sehari (DOC).

Membaiknya proyeksi bisnis emiten ini, ungkap dia, bakal didukung oleh terkendalinya Covid-19 dengan tingkat vaksinasi yang berjalan baik hingga akhir 2021. Hal ini diharapkan berimbas terhadap rendahnya peningkatan kasus Covid-19 ke depan, sehingga kecil kemunkinan adanya penerapan lockdown kembali pada 2022.

Dengan demikian, permintaan daging ayam diharapkan kembali tumbuh dan membuat harga jualnya stabil hingga cenderung naik.

Berbagai faktor tersebut mendorong RHB Sekuritas untuk memberikan rekomendasi overweight terhadap saham emiten sektor peternakan ayam dengan pilihan teratas JPFA. Rekomendasinya beli dengan target harga Rp 2.750.

RHB Sekuritas menyebutkan bahwa kinerja keuangan Japfa diperkirakan mencapai level tertinggi baru pada 2022 atau melampaui raihan tahun 2018. Meski kenaikan bahan baku pakan ternak masih menjadi tantangan, perseroan kemungkinan bisa mengendalikannya melalui kenaikan harga jual pakan.

Peternakan ayam Japfa Comfeed. Foto: DEFRIZAL
Peternakan ayam Japfa Comfeed. Foto: DEFRIZAL

Sebelumnya, analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan mengungkapkan, pendapatan Japfa masih menunjukkan peningkatan menjadi Rp 10,7 triliun sampai September 2021, seiring dengan pertumbuhan dua digit bisnis segmen pakan, peternakan komersial, dan DOC.

“Walaupun rata-rata harga jual tertekan pada kuartal III-2021 akibat pemberlakukan PPKM, kami melihat harga produk perseroan mulai pulih pada kuartal IV-2021, seiring dengan pemulihan ekonomi dan tren peningkat- an belanja masyarakat,” tulisnya dalam riset.

Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham JPFA dengan target harga direvisi turun dari Rp 2.200 menjadi Rp 2.000.Penurunan target harga sejalan dengan kerugian perseroan pada kuartal IIII-2021 dan masih besarnya tantangan kenaikan harga komoditas bahan baku pakan ternak perseroan.

Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily