Japfa (JPFA): Industri perunggasan berpotensi tumbuh 10%-15 tahun depan

18 November 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) optimistis industri perunggasan bakal kembali pulih seiring dengan adanya perbaikan ekonomi setelah tertekan pandemi Covid-19. 

Wakil Direktur Utama JPFA, Bambang Budi Hendarto mengatakan, dengan bangkitnya perekonomian ini Japfa Indonesia percaya industri perunggasan akan cepat pulih dengan potensi pertumbuhan sebesar 10% hingga 15% pada tahun depan.

Selain bangkitnya ekonomi, kebijakan pemerintah untuk menyesuaikan pasokan ayam juga menjadi angin segar untuk JPFA. “Mulai pertengahan Oktober hingga sekarang harga sudah di atas harga pokok, kami yakin apabila pemerintah tetap tegas, oversupply bisa diminimalkan dan para peternak tidak akan merugi seperti tahun 2019 dan awal 2020,” tutur Bambang, Rabu (18/11).

Seperti diketahui, pada awal tahun ini industri perunggasan masih mengalami kelebihan pasokan. Ditambah, pandemi Covid-19 menjadi tantangan terbesar untuk JPFA. Laju roda perekonomian yang terhambat membuat daya beli masyarakat merosot sangat tajam.

Pengurangan suplai yang dianjurkan pemerintah antara lain seperti cullilng parent stock (PS), cutting hatching egg (HE) dan pembagian telur tetas sebagai salah satu bentuk CSR dirasakan belum signifikan memperbaiki harga di tingkat peternak.

Sampai kuartal ketiga tahun ini, JPFA mencatat pendapatan sebesar Rp 24,93 triliun. Realisasi tersebut menyusut 8,27% dibanding periode yang sama tahun lalu yang capai Rp 27,18 triliun. Laba bersih JPFA juga ambles 75,34% menjadi Rp 257,19 miliar.

Bambang bilang, penurunan laba bersih ini seiring dengan lemahnya permintaan yang menyebabkan harga juga turun. Meski demikian, dia percaya kinerja perusahaan ini akan kembali naik dengan upaya-upaya yang telah dilakukan.

Misalnya saja saat ini JPFA fokus untuk meningkatkan sektor hilir dengan mengakuisisi PT So Good Food. So Good Food akan terkonsolidasi mulai November 2020. Manajemen mengaku permintaan dari produk So Good Food kian meningkat di tengah pandemi.

Perusahaan ini juga menjalankan strategi lainnya melalui peninjauan ulang belanja modal. Belanja modal akan diprioritaskan untuk investasi yang sifatnya jangka pendek-menengah dan rutin.