Jasa Marga (JSMR) mengantongi Rp 556 miliar dari penerbitan commercial paper

14 Oktober 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menerbitkan Surat Berharga Komersial (SBK) atau commercial paper senilai Rp 566 miliar, dari target perolehan dana Rp 500 miliar-Rp 1 triliun. Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan, dana hasil penerbitan SBK ini akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal, serta kebutuhan perusahaan lainnya.

Sebagai informasi, SBK adalah instrumen pasar uang untuk korporasi non-bank berbentuk surat sanggup dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun yang terdaftar di Bank Indonesia. "SBK dipilih karena dapat menjaga arus kas jangka pendek mengingat pembayaran bunga SBK dilakukan secara discounted sebesar 6,8%,” tutur Adri dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10).

Menurut Adri, SBK I Jasa Marga Tahun 2020 memiliki tingkat suku bunga sangat kompetitif karena menggunakan Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR)+ (85-160 bps). Saat ini JIBOR cukup rendah, yakni sebesar 4,7% per tahun. SBK ini memiliki jangka waktu 12 bulan serta mendapatkan peringkat idA1+ (A satu plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Adri menambahkan, SBK juga dapat digunakan sebagai bridging financing sebelum perusahaan mendapatkan pendanaan jangka panjang lewat penerbitan obligasi atau instrumen pasar modal lainnya. "Dengan adanya alternatif-alternatif pendanaan ini, secara umum Jasa Marga turut menambah basis investor yang terlibat dalam pembangunan jalan tol di Indonesia," ungkap Adri.

Sebelumnya, Jasa Marga memang aktif menggalang dana dari pasar modal. Pada September lalu, Jasa Marga mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) dalam aksi penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahap I Tahun senilai Rp 2 triliun. Permintaan yang masuk untuk Obligasi Berkelanjutan II tersebut mencapai Rp 2,7 triliun.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Jasa Marga juga menerbitkan sejumlah alternatif pendanaan, antara lain Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, Project Bond JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami), dan Global IDR Bond (Komodo Bond).  Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi mencatatkan kelebihan permintaan lebih dari dua kali, sementara Komodo Bond lebih dari tiga kali.