JP Morgan harap, Jasa Marga (JSMR) jaga kenaikan beban bunga dan pendapatan di 2021

13 Januari 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mulai membaik. Pemulihan lalu lintas jalan tol menjadi salah satu faktor pendukung prospek saham Jasa Marga.

Analis JP Morgan Henry Wibowo dalam riset 6 Januari 2021 memaparkan lalu lintas JSMR sudah mulai normal ke tingkat stabil yakni turun 4% - 5% dari kondisi normal atau sebelum pandemi. Angka ini jauh lebih baik dari April - Mei 2020 lalu yang turun 40% - 60% dari kondisi normal. Bahkan saat masa transisi awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lalu lintas jalan tol Jasa Marga 10% - 15% di bawah normal. 

Bahkan menurut Henry dalam riset, lalu lintas masuk Trans Jawa telah kembali ke kondisi normal. Namun keseluruhan trafik masih terseret, terutama wilayah Jabodetabek khususnya pada jam kerja.

Jasa Marga juga sudah mulai menyesuaikan pertumbuhan pendapatan dan beban bunga yang harus ditanggung. Perusahaan ini juga mulai melakukan normalisasi belanja modal. 

JSMR memiliki tiga proyek yang sedang dibangun yakni Jakarta-Cikampek Selatan II, Probolinggo-Banyuwangi, dan Jogja-Bawen (sebagai minoritas investor). "Kami perkirakan belanja modal tahun ini akan turun signifikan dibandingkan tahun 2018-2020 lebih dari Rp 15 triliun per tahun," proyeksi Henry dalam riset. 

JP Morgan juga berharap, JSMR akan lebih banyak menjaga biaya dana. "Kami melihat visibilitas yang lebih tinggi prospek pertumbuhan pendapatan pada tahun 2021," terang Henry. 

Meski demikian, masih ada beberapa proyek yang akan digarap oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum yakni sembilan ruas jalan tol yang sedang ditender saat ini. Dimana total nilai investasi jalan tol mencapai Rp 185 triliun. Namun JSMR mengindikasikan akan berpartisipasi dalam dua proyek dari daftar, yaitu Cilacap-Garut-Tasikmalaya dengan nilai proyek Rp 58 triliun dan Tol Akses Patimban Rp 6,3 triliun. 

Nilai proyek jalan tol Cilacap-Tol Garut-Tasikmalaya memang sangat besar, namun kemungkinan JSMR hanya akan mengambil kepemilikan minoritas. Manajemen JSMR mengklaim bahwa  Internal Rate of Return (IRR) untuk proyek tertentu ini belum memenuhi persyaratan minimum JSMR sebesar 12%-13%.

JSMR mengaku sudah berdiskusi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk menegosiasikan persyaratan meningkatkan IRR proyek melalui Viability Gap Funding (VGF). "Kami percaya kasus skenario terbaik untuk JSMR adalah hanya mengambil kepemilikan minoritas dari proyek ini sehingga dapat mengurangi stres neraca," jelas Henry. Apalagi saat ini, pandemi Covid 19 belum selesai. 

Sejak masa jabatan Jokowi pada tahun 2014, JSMR mengalami siklus belanja modal yang berat untuk membangun sebagian besar Trans-Jawa. Jokowi menambahkan kurang lebih 20 jalan tol baru dalam portofolionya. 

Efeknya Jasa Marga membukukan kenaikan biaya bunga secara signifikan melebihi peningkatan pertumbuhan pendapatan. Dimana beban bunga tumbuh lebih 40% secara year on year (yoy) pada periode 2018-2019. Sementara pendapatan hanya meningkat kurang lebih 10% YoY. 

"Untuk tahun 2021 dan seterusnya, kami mengharapkan ada keseimbangan yang jauh lebih baik mengingat JSMR hanya memiliki tiga proyek yang sedang dalam tahap konstruksi saat ini," terang Henry dalam riset. 

Dalam riset JP Morgan juga menjelaskan jika terjadi penurunan biaya hutang alias weighted average cost of debt  (WACD) JSMR. "Kami terus menyoroti penurunan WACD JSMR, yang akan mengurangi biaya bunga atas profit & loss (P&L)," kata Henry. 

Baca Juga: Ditargetkan beroperasi tahun ini, Jasa Marga lanjutkan pembangunan Tol Manado-Bitung

WACD JSMR telah menurun lebih jauh dari 7,9% di sembilan bulan di tahun 2020 hingga 7,5%-7,6% pada Desember 2020. Angka ini jauh lebih rendah dari Januari 2020 pada level 9%. "Kami menganggap level ini berkelanjutan sepanjang 2021 karena kami percaya angka yang rendah terus berlanjut sepanjang tahun ini," harap Henry. 

Karena alasan tersebut, JP Morgan masih rekomendasi overweight saham JSMR dengan target harga Rp 5.000 per saham. "JSMR menjadi salah satu pilihan saham infra di Indonesia. JSMR sekarang diperdagangkan di EV/Ebitda 2021 11,5 kali dengan PBV 1,6 kali," terang Henry. 

Selasa 13 Januari 2021, saham JSMR ditutup di Rp 4.500 per saham.