Kejar EBITDA Rp 350 Miliar, Bundamedik (BMHS) Siapkan 4 Strategi Pertumbuhan Bisnis

12 September 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id- PT Bundamedik Tbk (BMHS) menargetkan bisa mencapai EBITDA sebesar Rp 350 miliar di tahun 2022 ini.

Managing Director Bundamedik Nurhadi Yudiyantho mengatakan, untuk di semester I tahun ini perseroan sudah mencapai EBITDA sebesar Rp 169 miliar dan bisa bertumbuh lagi 10% di semester II dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga, hingga akhir tahun ini bisa mencapai Rp 350 miliar untuk EBITDA. Sedangkan, untuk tahun 2023, perseroan berharap pendapatan bisa naik sebesar 20%-30% dibandingkan tahun lalu.

“Hal ini diperkuat dengan jejak EBITDA Margin perusahaan yang terjaga dengan baik di 23% pada semester I-2022 yang mana EBITDA Margin dibandingkan dengan pendapatan net yang sudah dikurangi jasa medis dokter), dan pertumbuhan EBITDA yang konsisten naik 1% setiap tahunnya,” katanya dalam Public Expose Live 2022, Senin (12/9/2022).

Adapun, untuk mengejar target tersebut, perseroan telah menyiapkan empat strategi pertumbuhan bisnisnya.

Pertama, dari sisi penguatan bisnis inti, perusahaan akan fokus pada transformasi customer journey dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di ekosistem BMHS. Integrasi layanan digital sudah berjalan dengan baik, dengan penggunaan aplikasi ehealth.bunda.co.id naik lebih dari 100% (QoQ). Berdasarkan survei terakhir, angka kepuasan pasien saat pemesanan layanan, buat janji temu dan konsultasi dokter sudah di atas angka 4 (dari skala 1-5), dengan waktu tunggu mulai dari registrasi hingga selesai turun hingga 50%.

Kedua, menambahkan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNAIR dan UI. Ketiga, dari sisi pendalaman kemitraan strategis, BMHS juga terus meningkatkan cakupan kerja sama dengan sejumlah mitra terdepan di sektor layanan kesehatan termasuk dengan jaringan klinik berbasis digital.

Lewat Bunda Pintar (hasil kolaborasi dengan Bunda Pintar) BMHS kini sudah memiliki lebih dari 150 klinik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Ekspansi melalui 126 Klinik Fertilitas Indonesia di berbagai wilayah Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa juga menghasilkan total 6.300 layanan konsultasi fertilitas.

Keempat, dalam hal perluasan ekosistem, Perusahaan juga tengah fokus meningkatkan standarisasi rumah sakit-rumah sakit yang telah diakuisisi agar sesuai dengan standarisasi ekosistem BMHS, baik dari aspek SDM, operasional medis, dan operasional keuangan.

“Perusahaan tetap fokus pada pilar strategi prioritas untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan selama 2022, yaitu perluasan ekosistem, penguatan bisnis inti perusahaan, dan pendalaman kemitraan strategis. Dengan strategi tersebut, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan non-Covid sebesar 20%-30% dengan pertumbuhan EBITDA 1% setiap tahunnya,” kata Direktur Utama BMHS Mesha Rizal Sini.

Adapun hingga semester I-2022, BMHS telah menyerap capex sebesar Rp 318 miliar. Capex tersebut mayoritas dikontribusikan dari pembelian 3 RS baru, antara lain RSU Citra Harapan Bekasi, RSJP Paramarta dan RSIA Pusura Tegal Sari yang berlokasi di Surabaya.

Kini, BMHS sudah menjadi ekosistem terintegrasi yang melingkupi 9 RS Bunda Group, 10 klinik bayi tabung Morula, 126 klinik satelit fertilitas Klinik Fertilitas Indonesia, 40 Outlet Diagnos, lebih dari 150 jejaring klinik layanan primer Klinik Pintar, tim Evakuasi Medik ER, dan layanan wisata medis IMTB.

Target ekspansi RS sudah terpenuhi di semester I-2022, Morula IVF dan Diagnos akan melanjutkan rencana ekspansinya untuk tahun 2022.

Terkait kinerja, per semester I-2022, BMHS membukukan laba Rp 53,45 miliar, turun 60,33% dari Rp 134,77 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba ini juga seiring dengan menurunnya pendapatan perseroan sepanjang semester I-2022, di mana BMHS membukukan pendapatan sebesar Rp814,90 miliar atau turun 9,67% dari Rp 902,17 miliar.

Pendapatan segmen rawat inap tercatat turun 24,90% menjadi Rp312,71 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 416,42 miliar. Sedangkan, segmen rawat jalan tercatat sebesar Rp 245,55 miliar atau naik 3,04% dari Rp 238,29 miliar.

Kemudian, layanan bayi tabung atau Fertilisasi In Vitro yang menjadi layanan utama perseroan tercatat sebesar Rp285,28 miliar atau naik 8,90% dari sebelumnya Rp 261,95 miliar. Selanjutnya, segmen hotel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,64 miliar.

 

Editor : Lona Olavia (olavia.lona@gmail.com)

Sumber : Investor Daily