Kelanjutan proyek PLTU Feni milik Bukit Asam (PTBA) masih menunggu arahan MIND ID

25 Juni 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu proyek kolaborasi emiten holding pertambangan MIND ID adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Feni di Halmahera Timur. Proyek ini merupakan bentuk kerjasama antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan perusahaan tambang pelat merah lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie mengatakan, kelanjutan proyek ini masih menunggu arahan MIND ID sebagai holding tambang milik negara. “Pada prinsipnya, kami menunggu arahan lebih lanjut dari MIND ID untuk kelanjutan proyek ini,” ujar Apollonius kepada Kontan.co.id, Kamis (25/6).

Kontan.co.id mencatat, PLTU Feni merupakan proyek sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik bagi ANTM. Apollonius menegaskan, selama ini sinergi dan kerjasama yang dilakukan oleh PTBA dengan anggota holding lainnya, yakni ANTM, PT Timah Tbk (TINS), dan PT Freeport Indonesia, berjalan dengan baik.

Per Maret 2020, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun, turun 4,01% secara year-on-year. Dari sisi bottomline, PTBA mengantongi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 903,24 miliar.

Jumlah ini menyusut 20,5% bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,13 triliun. Turunnya laba bersih ini tidak lepas dari penurunan harga jual rata-rata batubara.

Dalam risetnya yang dirilis Senin (8/6), analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan merekomendasikan hold untuk saham PTBA. Andy merekomendasikan hold dengan target harga yang lebih rendah, yakni dari Rp 2.160 menjadi Rp 2.100 akibat estimasi pendapatan yang turun.

Hal ini seiring dengan turunnya asumsi harga batubara global pada 2020 dan 2021 yang diprediksi Mirae Asset Sekuritas masing-masing menjadi US$ 65 per ton dan US$ 70 per ton (lebih rendah 7,1% dan 6,7% dari target Mirae Asset Sekuritas sebelumnya).

Hasilnya, Andy memperkirakan bahwa pendapatan penuh PTBA pada 2020 dan 2021 masing-masing akan mencapai Rp 21,1 triliun dan Rp 21,3 triliun. Proyeksi ini lebih rendah 2,2% dan 1.8% dari estimasi Andy sebelumnya.