Kerugian Hotel Fitra (FITT) meningkat 48,47% pada sembilan bulan pertama 2020

23 Oktober 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) membukukan pendapatan sebesar Rp 3,62 miliar dan mencatat rugi bersih sebesar Rp 6,8 miliar selama sembilan bulan pertama tahun 2020. 

Kerugian FITT meningkat 48,47% secara tahunan (yoy) bila dibandingkan dengan kuartal III-2019 yang tercatat rugi Rp 4,58 miliar. Kerugian Hotel Fitra International yang membesar ini disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar 47,16% yoy dari Rp 6,87 miliar.

Penurunan pendapatan berasal dari seluruh segmen bisnis Hotel Fitra International yaitu hotel, breakfast, banquet, food & beverage, laundry, transportasi dan lainnya. 

Sementara itu kas dan setara kas pada akhir periode tercatat sebesar Rp 729,02 juta. Sedangkan jumlah liabilitas tercatat sebesar Rp 30,74 miliar, yang jatuh tempo dalam jangka pendek sebesar Rp 6,96 miliar. Adapun ekuitas FITT tercatat sebesar Rp 30,97 miliar. 

Manajemen Hotel Fitra menjelaskan, per 30 September 2020, FITT mengalami defisit sebesar Rp 17,82 miliar. Meski demikian, FITT optimistis di tahun-tahun mendatang akan memperoleh laba yang signifikan karena memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usaha. 

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh emiten hotel ini antara lain, pertama, meningkatkan target pendapatan dari okupansi hunian hotel secara bertahap sampai mencapai 86% pada tahun 2023, yang diikuti peningkatan omset dari restoran, meeting, incentive, convention, dan exhibition

Kedua, beroperasinya convention hall akan meningkatkan pendapatan terutama dari penyewaan ruang rapat dengan kapasitas 150 pax, 300 pax dan 500 pax. Ketiga, memaksimalkan departemen marketing untuk menjalin kerja sama dengan pelanggan dan event organizer untuk pemasaran paket wedding, bazaar, pameran dan acara lainnya.

Keempat, melakukan efisiensi dan penghematan biaya di semua departemen. Kelima, mengelola arus kas dengan baik sehingga penambahan pinjaman untuk operasional diikuti dengan peningkatan laba yang lebih besar dari beban atas pinjaman tersebut.