Kinerja Digital Mediatama Maxima (DMMX) solid di 2020, ini pendorongnya

10 Juni 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) mencatatkan kinerja yang solid. 

Direktur Digital Madiatama Maxima Supardi Tan menjelaskan selama pandemi bisnis model DMMX terus bertumbuh karena adanya porsi yang besar pada recurring income atau pendapatan berulang. 

"Managed services menjadi faktor dominan yang memberikan kepercayaan pada investor bahwa bisnis DMMX sangat aman," jelas Supardi saat public expose, Kamis (10/6). 

Di tahun 2020 DMMX membukukan pendapatan sebesar Rp 517,2 miliar, naik 145,12% yoy dari Rp 211 miliar pada tahun 2019. 

Bila dirinci, pendapatan di 2020 paling besar berasal dari trade marketing atau sebesar 79%, hardware sales 14,4%, managed service 4,4%, Infrastructure-as-a-Services (IaaS) 2% dan advertising hub 0,1%. 

Dari pendapatan di 2020 tersebut, DMMX mengantongi laba kotor Rp 48,1 miliar, naik dari 2019 yang sebesar Rp 25,5 miliar. Laba kotor tersebut didominasi dari managed service yaitu 34,8%, hardware sales 27,9%, trade marketing 20,6%, IaaS 15,1% dan advertising hub 1,7%. 

 

"50% dari laba kotor berasal dari recurring income yaitu managed service dan Iaas," jelasnya. 

Dari segi operasional DMMX mencatat jaringan ritel (sites) tercatat tumbuh 97% yoy menjadi 11.286, layar (signages) tumbuh 112% yoy menjadi 15.105 dan trade marketing members tercatat sebanyak 83.881. 

Direktur Utama Digital Mediatama Maxima Budiasto Kusuma menjelaskan ke depan DMMX akan fokus memperkuat ekosistem yang sudah dibangun saat ini supaya semakin berkelanjutan (sustainable) dan menghadirkan pertumbuhan. 

"Ini yang akan menjadi prioritas pertumbuhan DMMX di masa yang akan datang. Ini jadi peluang yang luar biasa, ditambah saat ini konsumen era digital sudah cukup mumpuni pengetahuannya di digitalisasi," jelas Budiasto. 

DMMX saat ini tengah membidik pasar di Papua. Rencananya DMMX akan membuka service center lantaran outlet retail modern yang sudah banyak di Papua.