Kinerja Sido Muncul (SIDO) Semakin Sehat

14 Februari 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksikan melanjutkan kinerja keuangan yang sehat pada 2022. Tingkat penjualan dan laba bersih diprediksi naik 11-17% tahun ini, lebih tinggi dari konsensus, seiring tingginya kesadaran masyarakat menjaga kesehatan menggunakan produk herbal.

Menurut NH Korindo Sekuritas, proyeksi itu sejalan dengan potensi pertumbuhan pendapatan yang dapat diraih oleh Sido Muncul dari penjualan produk-produk terbaru yang diterima dengan baik oleh para konsumen. Terlebih, konsumen juga tidak melupakan produk eksisting yang sudah beredar dipasaran yang memberikan tingkat pertumbuhan per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) hingga 51% selama tiga tahun terakhir.

“Perseroan juga mencatatkan peningkatan pertumbuhan kuartalan yang substansial, didorong oleh penjualan yang kuat dari Vitamin C1000 baru rasa, varian Ready to Drink (RTD), dan produk suplemen baru,” jelas NH Korindo Sekuritas dalam risetnya, baru-baru ini.

Kinerja positif, dibarengi dengan upaya peningkatan kesadaran merek kepada masyarakat dengan melakukan kolaborasi lebih dari 20 marketplace yang ada di Indonesia.

Upaya itu membuahkan hasil yang manis, produk suplemen herbal buatan Sido Muncul laris manis pada pasar online dan memberikan sumbangsih terbesar dari lini penjualan daring/online.

Faktor utama, ditopang oleh tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.

Selain itu, tingginya permintaan suplemen penambah kekebalan imun tubuh juga berkontribusi dalam peningkatan laba bersih perseroan selama tahun 2021 yakni 35% atau setara dengan Rp 865 miliar.

Adapun pendapatan Sido Muncul pada tahun yang sama mencapai Rp 2,7 triliun dengan peningkatan penjualan 23%.

Secara rinci, produk jamu (TA) dan minuman sebagai top kontributor total penjualan membukukan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun atau naik 26,9% secara tahunan dan Rp 326 miliar atau setara dengan 33,0% dari masing-masing segmen.

Harga saham SIDO dalam 9 tahun terakhir
Harga saham SIDO dalam 9 tahun terakhir

“Kami berharap pangsa pasar tetap tinggi pada tahun ini meskipun perusahaan berencana untuk meningkatkan harga jual ratarata Average Selling Price (ASP) untuk beberapa produk terpilih,” ujar NH Korindo Sekuritas.

Adapun dari segi ekspor, penjualan ekspor pada akhir September 2021 menunjukan peningkatan sebesar 39%, dan memberikan kontribusi 2,6% dari total penjualan. Negara tujuan ekspor seperti Nigeria dan Malaysia masih menjadi contributor utama dengan produk Kuku Bima dan Tolak Angin sebagai produk utama.

Ke depan, NH Korindo Sekuritas berharap negara tujuan ekspor lainnya seperti Filipina dan Arab Saudi juga mampu memberikan peningkatan kinerja. Usaha perseroan dalam pengembangan minyak atsiri juga tidak lepas dari pantauan.

Untuk itu, NH Korindo memutuskan untuk menaikan target harga dari saham SIDO pada Rp 1,030 per saham dari sebelumnya Rp 979 per saham atau naik 5,2% dari konsensus dan naik 13,1% dari harga sebelumnya di Rp 910 per saham.

Secara terpisah, analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriela dan Marcella Regina mengungkapkan, emiten yang dikenal dengan jamu Tolak Angin tersebut mampu memberikan pertumbuhan yang luar biasa pada tahun 2021, laba bersih Sido diproyeksikan mampu kembali bertumbuh hingga 15% pada tahun 2022.

Sejalan dengan peluncuran produk baru yang berfokus pada produk siap minum (RTD), dan suplemen herbal. Kemudian, perluasan distribusi dari 135 ribu outlet pada 2021 dan ditargetkan sebanyak 150 ribu titik distribusi akan tercapai oleh perseroan tahun ini.

Sido Muncul. (Foto: Perseroan)
Sido Muncul. (Foto: Perseroan)

“Di tambah, negara tujuan ekspor baru seperti di Asia Tenggara dan juga negara yang tergabung dalam komunitas ekonomi negara Afrika Barat (ECOWAS) dengan fokus pada minyak atsiri,” ujar Patricia dan Marcella

Dalam segmen tersebut, CGS CIMB memperkirakan bahwa Sido Muncil mampu mencatatkan perbaikan kontribusi yang berkisar pada 5-7% dari sebelumnya 4,5% pada tahun 2021.

“Secara keseluruhan, kami berharap penjualan sepanjang 2022 Sido Muncul tumbuh 15-17% yoy hingga 11% diatas perkiraan konsensus,” kata CIMB CGS.

Di sisi lain, CGS CIMB juga menyebutkan bahwa SIDO memiliki pangsa pasar yang solid. Tercermin atas keberhasilan pada produk Tolak Angin yang meningkat 2% secara tahunan menjadi 43% pada kategori produk obat herbal untuk gejala pilek. Pada kategori herbal analgesik, produk Tolak Linu juga tetap menjadi produk teratas, sementara pada produk RTD yakni Vit C100o yang diluncurkan pada 2020 lalu berada di posisi kelima dalam segmen minuman vitamin untuk orang dewasa dalam modern trade.

Dengan demikian, CGS CIMB memutuskan untuk meningkatkan target harga SIDO yakni pada Rp 1,050 per saham yang didasari atas PE 21 kali tahun 2022 atau di atas rata-rata 8 tahun sejak IPO.

“Kami percaya Sido Muncul akan memberikan pertumbuhan yang tinggi dibanding dengan perusahaan sejenis dalam hal penjualan juga laba bersih, selama dalam prosesnya tidak terpengaruh oleh peningkatan harga bahan baku. Proyeksi ini dapat berubah sewaktu-waktu apabila perseroan mampu berkinerja lebih baik dari perkiraan,” pungkas CGS CIMB.

Dalam arsip Investor Daily, Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat pernah mengatakan, pemerataan distribusi dari produk-produk perseroan masih menjadi fokus perseroan.

Prospek saham Sido Muncul (SIDO)
Prospek saham Sido Muncul (SIDO)

Selain produk existing, produk baru juga direncanakan akan rilis. SIDO berencana merilis setidaknya 3 produk baru. “Pasar ekspor juga menjadi fokus kami untuk terus dikembangkan dengan produk dari Semarang Herbal Indoplant (SHI),” jelas dia.

Soal ekspor, pengembangan pasar ekspor termasuk penambahan negara tujuan ekspor pada tahun ini, seperti ke Tiongkok, Southern African Developsenin  ment Community (SADC), dan negara MERCOSUR, yaitu Argentina, Brasil, Paraguay, Uruguay, dan Venezuela. Negara yang disebutkan masih dalam proses pendaftaran dari Sido Muncul.

Tak ketinggalan, Negara yang tergabung dalam Asean seperti Thailand, Myanmar, Vietnam, Kamboja, dan ECOWAS yang di dalamnya termasuk Ghana, Togo, dan Nigeria. Selebihnya, perseroan akan memperluas transaksi tetapi sifatnya trading seperti di Amerika Serikat (AS), Australia, serta negara-negara di semenanjung Arab.

Untuk memuluskan rencana kerja tahun ini, SIDO menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 200 miliar. Capex akan digunakan untuk penambahan fasilitas produksi COD2, sehingga kapasitas nantinya akan bertambah 30%, termasuk penambahan kapasitas unit atsiri, cold storage, dan penyelesaian proyek green house.

Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily