Kinerja tahun 2020 terpuruk, DFAM tidak mengalokasikan capex tahun ini

6 Juni 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) menyatakan tidak menyiapkan capex tahun ini.

Sekretaris Perusahaan DFAM Soviadi Nor Rachman lebih jauh mengungkapkan jika Perusahaan mengalokasikan daya untuk membangkitkan kembali kondisi Perseroan yang terkena imbas Covid-19. "Kami tidak mengalokasikan capex tahun ini dan fokus untuk memulihkan kondisi Perusahaan yang terimbas Covid-19," jelasnya kepada Kontan, Minggu (6/6).

Adapun di tahun 2020 lalu, DFAM mengalokasikan capex senilai Rp 1,28 miliar untuk renovasi gedung dan pembelian furniture dan equipment.

Ia melanjutkan belum bisa pula membuka hasil penjualan properti yang disokong oleh insentif Pemerintah berupa pembebasan kemudahan down Payment (DP) 0% dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mendongkrak penjualan properti Perseroan.

Soviadi mengungkapkan data tersebut baru bisa dikeluarkan pada akhir Kuartal II 2021 dan bertepatan dengan berakhirnya program insentif tersebut.

Namun demikian, DFAM berharap jika tahun ini Perseroan bisa mencapai angka pertumbuhan 62%. Soviadi melanjutkan, tahun ini DFAM tetap memfokuskan bisnis untuk pengembangan Madanaya Residence di Batang - Jawa Tengah, dan proyek KSO di Kabupaten Madian dan Magetan - Jawa Timur.

Tak hanya itu, pendapatan DFAM selama ini juga disokong oleh segmen usaha hotel dan properti atau real estate. Segmen hotel di klaim menyumbang hingga 52% pendapatan DFAM, sedangkan properti berkontribusi sebanyak 40%.

Sepanjang 2020, kinerja DFAM bisa dikatakan terpuruk. Pihaknya mengantongi rugi senilai Rp12,96 miliar padahal tahun 2019 DFAM mampu mendulang laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,83 miliar.

Tak hanya itu, pendapatan juga menurun 43,27% menjadi hanya Rp89,08 miliar, padahal pada tahun 2019 DFAM bisa mendapatkan pendapatan Rp157,03 miliar.

 

Segmen hotel masih menempati kontribusi terbesar yakni sebesar Rp40,73 miliar walau nilai ini berkurang dari tahun 2019 sebesar Rp84,38 miliar. Disusul segmen real estate sebesar Rp31,93 miliar, jasa managemen hotel senilai Rp9,17 miliar, sewa senilai Rp4,95 miliar dan lain-lain sebesar Rp2,27 miliar.

Penurunan juga terjadi pada lini aset, liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar 7,52%, 22,75% dan 13,12%. Aset DFAM menurun menjadi Rp308, 39 miliar, lalu liabilitas menurun Rp226,52 miliar dan ekuitas berada di posisi Rp81,87 miliar.