Kontrak Baru Emiten Konstruksi Naik di Semester I, Cek Prospeknya Hingga Akhir Tahun

19 Juli 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten konstruksi, baik swasta maupun pelat merah berhasil mencatatkan pertumbuhan kontrak baru sepanjang semester I 2022.

Misalnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil mencetak pertumbuhan kontrak baru 82% menjadi Rp 12,2 triliun hingga Juni 2022. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) juga mencatatkan pertumbuhan kontrak baru 197,30% menjadi Rp 9,31 triliun, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga mencetak pertumbuhan nilai kontrak baru 27,90% menjadi Rp 10,93 triliun.

Dari swasta, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencetak pertumbuhan kontrak baru 177% menjadi Rp 529,65 miliar. Lalu, PT Totalindo Eka Persada juga mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 760 miliar, meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 77 miliar.

Selanjutnya, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) juga membukukan pertumbuhan kontrak baru hingga awal Juli ini menjadi Rp 618,9 miliar, meningkat signifikan dibandingkan awal Juli 2021 sebesar Rp 187,6 miliar.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai bahwa emiten konstruksi masih berpeluang meningkatkan perolehan kontrak barunya hingga tutup tahun. Menurutnya ada beberapa katalis positif untuk sektor ini, yakni mobilitas masyarakat yang telah kembali normal dan adanya pembangunan Ibu Kota Negara baru.

 

Selain itu, dirinya juga berpandangan dampak inflasi yang mengakibatkan naiknya harga bahan baku material dinilai tidak akan berdampak pada sektor ini. 

"Berkat PPKM yang sudah menurun akan membuat perolehan kontrak emiten konstruksi akan naik dan meningkatkan laba bersih perusahaan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/7).

Karenanya, Andhika memproyeksikan kinerja emiten sektor ini akan bertumbuh 5%-10% secara tahunan. Dia pun merekomendasikan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai emiten yang paling menarik sahamnya di antara para emiten sektor ini dengan predikat buy on weakness pada support Rp 885 dengan target penguatan Rp 970.

Selain WIKA, Andhika menilai investor juga perlu mencermati salah satu emiten konstruksi yang akan melantai di BEI, PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA). Dirinya berpandangan, valuasi perusahaan tersebut masih murah, berdasarkan price to earning ratio (P/E) 2021 sebesar 13 kali.

"Secara fundamental KRYA sangat menarik karena membukukan kinerja yang baik pada tahun 2021 dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 462,7% yoy menjadi Rp 5,65 miliar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News