Luncurkan Pabrik IQOS, Target Harga Saham HM Sampoerna (HMSP) Direvisi Naik
JAKARTA, Investor.id - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) telah meresmikan pengoperasian pabrik tanpa asap rokok IQOS di Karawang. Pabrik tanpa asap rokok ini merupakan fasilitas pertama milik Philip Morris di Asia Tenggara dan ketujuh di dunia.
IQOS adalah perangkat alternatif bebas asap dengan teknologi tembakau yang dipanaskan bukan membakar. IQOS bukan vape ataupun rokok elektrik. Pabrik IQOS tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor ke Asia Pasifik. IQOS gerenerasi terbaru ini akan diproduksi dalam berbagai varian dengan harga bervariasi.
“Pabrik IQOS akan menjadi mesin pertumbuhan bagi HM Sampoerna. Hal ini dapat dilihat atas keberhasilan Philip Morris International menghasilkan pendapatan bersih senilai US$ 10 miliar dari produk IQOS dari seluruh dunia,” tulis analis Trimegah Sekuritas Heribertus Ariando dan Ignatius Samon dalam riset terbaru.
Trimegah Sekuritas menyebutkan bahwa penjualan IQOS telah berkontribusi sekitar 32% terhadap total pendapatan bersih Phillip Morris secara global. Tak hanya itu, IQOS telah menguasai pangsa pasar 4,5% dari vulume industri tembakau dunia. Peningkatan tersebut sejalan dengan regulasi bebas asap rokok dan sigaret biasa di sejumah negara.
Seberapa besar potensi produk IQOS di Indonesia? Trimegah Sekuritas menyebutkan bahwa setiap 1% dari perokok Indonesia yang mencapai 69 juta orang beralih ke IQOS, maka HM Sampoerna akan mendapatkan tambahan pendapatan berkisar Rp 2,6-5,2 triliun atau setara dengan 2-4% dari total pendapatan. Penjualan tersebut juga berpotensi mendatangkan laba bersih berkisar Rp 260-510 miliar atau setara dengan 4-7% dari total laba bersih perseroan.
“Manajemen HM Sampoerna menyebutkan bahwa sekitar 70% dari perokok Indonesia telah mencoba IQOS yang berpotensi mengubah perilaku perokok biasa menjadi IQOS,” terangnya.
Hanya saja, terang dia, menjadi tantangan adalah harga pembelian alat IQOS masih terlalu mahal bagi kalangan berpenghasilan rendah.
Berbagai faktor tersebut mendorong Trimegah Sekuritas untuk merevisi naik target harga saham HMSP dari Rp 1.200 menjadi Rp 1.400 dengan rekomendasi dipertahankan beli.
Target harga tersebut juga mempertibangkan peluang kenaikan laba inti HM Sampoerna menjadi Rp 7,41 triliun pada 2023, dibandingkan perkiraan tahun 2022 Rp 6,96 triliun. Begitu juga dengan perkiraan pendapatan tahun ini diperkirakan meningkat menjadi Rp 116,46 triliun, dibandingkan perkiraan tahun 2022 senilai Rp 109,46 triliun.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)