Masuk kelompok BUKU III, bagaimana prospek BTPN Syariah (BTPS)?
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) resmi menjadi kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) III. Seperti diketahui, BUKU III memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun.
Sekretaris BTPS Arief Ismail mengatakan, BTPN Syariah resmi menjadi bank kelompok BUKU III berdasarkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan nomor S-144/PB.34/2020 tanggal 7 Juli 2020.
Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, BTPS memiliki prospek yang baik karena menjadi salah satu bank syariah dengan pertumbuhan yang cukup besar. "Selain itu, pasar di syariah juga terus berkembang pesat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sehingga memberikan BTPS ruang untuk tumbuh," kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (14/7).
Nico melihat, pasar Indonesia memiliki prospek yang sangat besar khususnya dalam pasar syariah. Ia bilang, BTPS pun memiliki kemampuan yang cukup baik dalam bersaing dengan bank BUKU III lainnya.
Meski demikian, adanya pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi BTPN syariah untuk mengalami pertumbuhan. Menurutnya, BTPN Syariah perlu melakukan pengembangan dan implementasi informasi teknologi agar penetrasi dapat dilakukan lebih cepat. "Begitupun dengan sosialisasi tentang layanan syariah agar semakin dapat diterima masyarakat," imbuhnya.
Hingga kuartal pertama 2020 ini, BTPN Syariah mencatat dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 9,7 triliun atau tumbuh 23,8% dari periode sebelumnya Rp 7,8 triliun. Penyaluran pembiayaan tumbuh 22,1% menjadi Rp 9,2 triliun dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 7,5 triliun.
Adapun, rasio pembiayaan bermasalah atawa non performing financing (NPF) tetap terjaga sebesar 1,4%. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) masih berada di posisi posisi 42,4%. Sementara itu, total aset BTPN Syariah tumbuh 27,6% menjadi Rp 16 triliun dari Rp 12,5 triliun, serta laba bersih setelah pajak mencapai Rp 402 miliar, tumbuh 39,5% dari Rp 288 miliar.
Nico merekomendasikan pelaku pasar untuk membeli saham BTPS dalam jangka panjang. Sedangkan, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama Analis Binaartha Sekuritas menyarankan investor untuk akumulasi beli saham BTPS dengan target harga jangka panjang Rp 4.070.