Menyimak Rencana Penggunaan Dana Rights Issue Armada Berjaya Trans (JAYA)

15 Agustus 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses menggelar aksi korporasi rights issue  dengan mengeluarkan sebanyak 375 juta saham baru atau sebanyak 50% dari total modal ditempatkan atau disetor penuh, PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) langsung tancap gas mengembangkan bisnisnya.

Pada akhir tahun lalu, JAYA meraih dana segar sebesar Rp 39 miliar dari aksi korporasi rights issue. Direktur Utama Armada Berjaya Darmawan Suryadi menjelaskan, dana hasil dari rights issue tersebut akan digunakan untuk memperluas bisnis Armada Berjaya di segmen properti.

Seperti diketahui, pada tahun 2021 Armada Berjaya mendirikan anak usaha yang bergerak di bidang properti. JAYA resmi mendirikan dua entitas anak yakni PT Aman Bae Sentosa dan PT Aman Bae Perkasa sebagai diversifikasi usaha di bidang properti.

Darmawan mengatakan, keputusan ini diambil mengingat industri properti di Indonesia masih berpotensi tumbuh tinggi. Seiring dengan pengembangan bisnis properti, JAYA juga berencana untuk mengubah alokasi penggunaan dana dari hasil rights issue akhir tahun lalu.

Setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui RUPSLB pada 20 April yang lalu, JAYA berencana untuk menggunakan sebagian besar dana rights issue untuk mengembangkan sejumlah proyek properti.

Darmawan menjelaskan, JAYA akan mengucurkan dana Rp 21 miliar untuk anak usahanya di bidang properti, rinciannya Rp 15 miliar untuk PT Aman Bae Perkasa dan Rp 6 miliar untuk PT Aman Bae Sentosa.

Melalui Aman Bae Perkasa (ABP), emiten ini telah menggunakan dana untuk pembelian tanah sekitar 20.204 meter persegi di Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat. "Sekarang lagi dalam tahap perizinan, rencananya akan mulai pembangunan sekitar 183 rumah subsidi akhir tahun 2022," katanya pada Kontan, Senin (15/8).

Sementara melalui Aman Bae Sentosa (ABS) memperoleh beberapa tanah sewa berjangka panjang dan tanah hak milik di area strategis yakni di Ubud, Padonan Tibubeneng, dan Canggu, Bali untuk pembangunan vila.

Dengan dibukanya penerbangan internasional direct ke Bali tanpa adanya karantina, sambung Darmawan, manajemen JAYA optimis pariwisata Bali akan segera pulih.

Darmawan berharap kedua entitas anak usaha di bidang properti itu sudah mulai berkontribusi terhadap kinerja pendapatan JAYA mulai kuartal 1 atau 2-2023. Ke depannya, dia memprediksi segmen properti akan menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan perusahaan.

 

Sebagai informasi, pada kuartal pertama tahun ini JAYA memperoleh pendapatan sebesar Rp 18,61 miliar atau tumbuh 18,30% dari pendapatan semester 1-2021 senilai Rp 15,73 miliar. Pendapatan ini diperoleh dari segmen usaha jasa transportasi.

Sekarang ini, JAYA mengoperasikan sekitar 130 unit armada. Darmawan bilang armada ini relatif baru dengan rincian 10 % tahun pembuatan 2012, 13% tahun pembuatan 2017 sisanya 76% tahun pembuatan 2019-2021.

Adapun jenis armadanya yakni truk pengangkut petikemas, truk lossbak menggunakan terpal, truk CDD Box, dan unit blindvan yang semua mencatatkan tingkat utilisasi 100%. Bahkan JAYA juga menyewa sekitar 40 unit armada lagi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News