Mirae Asset jadikan PTBA top pick sektor batubara, geser ADRO dan ITMG

30 November 2020 | Sumber: kontan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek komoditas batubara diproyeksi akan membaik seiring dengan pulihnya perekonomian dunia pasca diterjang pandemi  Covid-19. Perekonomian Negara konsumen listrik utama dunia, seperti China akan kembali bergeliat dan menyerap produksi batubara dunia.

Per 2019, listrik China yang dihasilkan dari pembangkit listrik batubara berkontribusi 76,4% terhadap total keluaran listrik di Negeri Panda tersebut. Secara keseluruhan, setiap peningkatan konsumsi listrik di China akan meningkatkan konsumsi batubara global.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengatakan, konsumsi listrik di China akan meningkat setelah terkena efek pandemi Covid-19  yang terjadi pada awal tahun 2020.

Meskipun secara musiman konsumsi listrik China akan lebih tinggi di semester kedua dibandingkan pada semester kedua, Mirae Asset meyakini konsumsi listrik di China pada 2021-2022 akan mengungguli angka konsumsi di tahun ini.

Dus, Mirae Asset mempertahankan asumsi produksi batubara China pada 2021 dan 2022 masing-masing sebesar 3,49 miliar ton (2,7% secara YoY) dan 3,51 miliar ton (0,6% secara YoY).

Sebagai catatan, Mirae Asset memproyeksikan produksi batubara China hingga akhir tahun ini akan mencapai  angka 3,32 miliar ton. Karenanya, Mirae Asset mempertahankan asumsi harga rata-rata batubara global setahun penuh pada 2021-2022 masing-masing di level US$ 70,0 per ton dan US$ 75,0 per  ton.

Di sisi lain, sentimen datang dari dalam negeri. Untuk memberikan nilai tambah, Pemerintah Indonesia semakin serius dalam mendukung pelaku pertambangan batubara agar dapat mengintegrasikan bisnis batubara mereka ke sektor hilir. Untuk mendorong hilirisasi ini, Pemerintah akan memberikan royalti nol persen kepada  perusahaan tambang batubara yang melakukan hilirisasi.