Nusantara Almazia (NZIA) mulai mencicil bangun 500 unit rumah

6 Desember 2019 | Sumber: kontan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) terus ekspansi guna memenuhi kebutuhan rumah dalam negeri. Emiten dengan kode saham NZIA ini berencana membangun 5.800 unit rumah dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Rumah bersubsidi ini akan dibangun NZIA dalam kurun waktu lima tahun. Proyek ini dibangun di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, di atas lahan seluas 60 hektare milik PT Sarana Inti Sejati.

Direktur Utama Nusantara Almazia Dedy Indrasetiawan mengungkapkan, tahun ini pihaknya telah mulai membangun 500 unit rumah sebagai permulaan. Namun, setiap tahunnya NZIA akan menambah kuantitas pembangunan rumah subsidi ini.

“Kami sedang membangun 500 unit, nanti diselesaikan sampai di tahun 2020. Tahap pertama baru bangun 500. Nanti berikutnya di setiap tahun pasti ada tambahan,” ujar Dedy kepada Kontan.co.id, Jumat (6/12).

Dedy mengatakan, saat ini marketing sales NZIA sudah mencapai 200 unit rumah. Dengan estimasi satu unit rumah seharga Rp 150 juta, maka estimasi marketing sales NZIA saat ini mencapai Rp 30 miliar. Adapun NZIA menargetkan dapat meraup marketing sales sebesar Rp 40 miliar.

Dedy pun yakin penjualan rumah bersubsidi masih akan tetap bergairah. Sebab, permintaan akan rumah bersubsidi masih cukup tinggi. Kelesuan sektor properti, sebut Dedy, hanya berlaku pada properti dengan segmentasi atas.

Sementara untuk segmentasi rumah murah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), justru setiap tahun permintaannya terus bertambah. Ditambah, rumah bersubsidi milik NZIA ini dibangun di Kabupaten Karawang yang terkenal dengan kawasan industrinya.

Selain itu, angka backlog (kekurangan hunian) di Jawa Barat juga masih cukup tinggi. “Kami masih optimistis. Karena Jawa Barat serapan paling besar untuk rumah subsidi,” lanjut Dedy.

Meski demikian, Dedy mengatakan pengurangan kuota FLPP dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dari pemerintah sedikit mengusik NZIA. Tapi, dia menyerahkan peraturan kuota ini kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) selaku pihak yang berwenang dalam urusan rumah bersubusidi.

Per kuartal III 2019, NZIA mencatatkan pendapatan Rp 19,32 miliar atau turun 36,5% dari yang sebelumnya sebesar Rp 30,45 miliar. Meski demikian, NZIA berhasil membalikkan kerugian tahun sebelumnya menjadi laba.

Kuartal III 2019, NZIA mampu meraup keuntungan hingga Rp 5,3 miliar. Kuartal III tahun sebelumnya, NZIA masih merugi Rp 7,27 miliar.

Dedy mengatakan, kinerja ini tidak lepas dari akuisisi saham PT PT Sarana Inti Sejati yang dilakukan dengan menggunakan dana hasil initial public offering (IPO).

Untuk diketahui, NZIA meraup dana Rp 101, 53 miliar dari hasil IPO. Sebanyak 38,62% nya digunakan untuk mengakuisisi 68% saham PT Sarana Inti Sejati yang merupakan perusahaan pengembang perumahan FLPP di Karawang.

Salah satu alasan akuisisi ini adalah karena Sarana Inti dinilai telah memiliki lahan yang siap untuk dibangun perumahan. “Makanya saat IPO, kami mengakuisisi saham Sarana Inti. Nah itu untuk pencetak laba berikutnya,” kata Dedy.

Meski demikian, Dedy masih enggan mengungkapkan ihwal target pendapatan dan penjualan unit rumah NZIA hingga akhir tahun. Pun begitu dengan alokasi belanja modal untuk tahun depan.