Nusantara Pelabuhan Handal Raih Dividen Interim Rp 460 Miliar

5 Oktober 2021 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id — PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) memperoleh pendapatan dalam bentuk dividen interim dari anak usahanya yakni PT Mustika Alam Lestari (MAL) sebesar Rp 460 miliar.

Berdasarkan keterangan resmi, Selasa (5/10), keputusan dividen interim tersebut telah dilakukan pada 1 Oktober 2021. Adapun pembayaran dividen ini akan dilakukan secara bertahap dan paling lambat pada tanggal 31 Oktober 2021.

“Penerimaan dividen interim ini berdasarkan keputusan sirkuler sebagai pengganti rapat dewan komisaris dan direksi MAL, dimana telah menyetujui pembagian dividen interim kepada masing-masing pemegang saham MAL sebesar Rp 460 miliar atau setara Rp 9,2 juta per lembar saham,” jelas Corporate Secretary Nusantara Pelabuhan Handal Erwina Yustritasari.

Aksi korporasi tersebut dinilai tidak berdampak material terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan. Adapun perseroan memiliki saham pada Mustika Alam Lestari atau MAL sebesar 99,99%.

Di sisi lain, anak usaha perseroan yakni PT Perusahaan Bongkar Muat (PBMA) telah menandatangi perjanjian fasilitas pinjaman sebesar Rp 341 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Transaksi ini terjadi pada 17 September 2021.

Menurut keterangan, dana yang diperoleh dari fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk melakukan pelunasan lebih awal atas seluruh saldo pinjaman terhutang yang dimiliki PBMA.

“Fasilitas pinjaman tersebut akan dibayarkan setiap bulan dan memiliki tenor 5 tahun setelah pencairan fasilitas pinjaman,” jelas Erwina.

Fasilitas pinjaman sebesar Rp 341 miliar tersebut dijamin dengan aset pelabuhan yang dimiliki PBMA dan corporate guarantee dari perseroan sebesar kepemilikan sahamnya di PBMA. Perlu diketahui, PBMA merupakan perseroan terbatas yang 83,34% sahamnya dimiliki secara langsung olen Nusantara Pelabuhan Handal.

Nusantara Pelabuhan Handal sepanjang tahun 2020 mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 59,33 miliar. Perolehan ini disebabkan oleh kerugian bersifat one-off terutama dari pendapatan dan proyek penjualan alat pelabuhan yang rugi karena sifatnya cyclical, sehingga bukan bisnis yang berulang untuk tahun-tahun berikutnya. Adapun faktor yang mempengaruhi kerugian tersebut adalah adanya cost overrun yang juga disebabkan oleh pandemi.

Adapun outlook 2021, manajemen memperkirakan untuk segemen operator terminal internasional akan mengalami sedikit penurunan yang disebabkan oleh kongesti pelabuhan di sekitar Asia, sehingga mempengaruhi jadwal kapal yang dilayani. Sementara untuk terminal domestik, diharapkan akan ada pertumbuhan pada tahun 2021, sebab barang yang dimuat terminal domestik berbeda dengan terminal internasional.

Lebih lanjut, perseroan hingga Juni 2021, mengalami penurunan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 7,93 miliar, dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya yang membukukan rugi Rp 26,85 miliar.

Pendapatan perseroan mengalami penurunan menjadi Rp 524,88 miliar dari perolehan pendapatan periode sama tahun lalu sebesar Rp 647,04 miliar. Sementara itu, beban langsung diperoleh sebesar Rp 427,97 miliar dari sebelumnya Rp 567,64 miliar. Alhasil laba bruto perseroa meningkat menjadi Rp 96,91 miliar dari semula Rp 79,40 miliar.   

Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily