Pembangunan infrastruktur akan mengangkat kinerja Indocement (INTP) pada tahun ini

13 Januari 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencatat penurunan performa penjualan pada kuartal keempat 2020, kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan membaik pada tahun ini.

Penjualan domestik Indocement pada November turun sebesar 16,3% secara tahunan dan 7,1% secara bulanan menjadi hanya 1,5 juta ton. Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin dalam risetnya pada 5 Januari 2021 menyebutkan, konsumsi semen pada kuartal keempat 2020 memang tidak akan sebaik kuartal ketiga 2020 seiring faktor musim penghujan. Turunnya penjualan INTP pada November sekaligus memutus tren kenaikan penjualan sejak Juni silam.

Dus, secara kumulatif, penjualan domestik Indocement mencapai 14,7 juta ton hingga 11 bulan tahun lalu, atau turun 9,1% secara year on year (yoy). Meski begitu, perolehan INTP masih sedikit lebih baik dibanding industri semen yang turun sekitar 9,8%. Market share INTP pun sedikit membaik dari 25,5% pada November 2019 menjadi 25,8% pada November 2020.

“Kami memperkirakan penjualan domestik INTP pada Desember berpotensi kembali lebih rendah dibanding volume penjualan November. Walau begitu, kami percaya investor sudah memperhatikan pelemahan penjualan pada kuartal keempat 2020 seiring musim hujan, liburan akhir tahun, dan adanya pilkada,” kata Mimi dalam risetnya.

Walau outlook volume penjualan pada kuartal keempat 2020 yang cenderung lemah, Mimi meyakini kinerja INTP akan membaik pada tahun ini seiring periode terburuk sudah lewat pada tahun lalu. Apalagi, dengan anggaran infrastruktur yang lebih tinggi dan pemulihan aktivitas ekonomi pada 2021, Mimi melihat kinerja keuangan Indocement akan lebih baik.

Sementara analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan memberi dampak negatif terhadap kinerja INTP jika terus berlangsung lama dan berulang kali. Dia berkaca dari penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada tahun lalu yang berujung pada proyek-proyek infrastruktur tertunda dan berimbas negatif pada permintaan semen bulk atau curah.

Walaupun berpotensi menjadi katalis negatif, Zamzami meyakini selama program vaksinasi sudah dimulai dan efektif, lalu ekonomi berangsur pulih, imbas dari PPKM akan terbatas terhadap kinerja INTP. Di satu sisi, efisiensi yang dilakukan INTP disebut Zamzami seharusnya terus berdampak positif ke depan.

“Apalagi INTP ini secara historis punya kemampuan meningkatkan harga jual rata-rata atawa average selling price (ASP) semen secara perlahan, sejak kuartal keempat 2018 silam. Untuk tahun 2020, kami proyeksikan ASP akan naik 2,5% yoy menjadi Rp 770.000 per ton. Sementara pada 2021 akan naik lagi 2,2% yoy jadi Rp 787.000 per ton,” kata Zamzami kepada Kontan.co.id, Rabu (13/1).

Sementara dari sisi sentimen, Zamzami meyakini dengan anggaran untuk infrastruktur yang lebih besar pada tahun ini serta adanya sovereign wealth fund (SWF) akan meningkatkan ASP semen dan pemulihan volume penjualan semen pada tahun ini. 

Zamzami meyakini INTP dapat mencapai target pertumbuhan volume penjualan pada 2021. Asal tahu saja, pada tahun ini manajemen Indocement mematok target bisa mencatatkan pertumbuhan volume penjualan sebesar 4%.

Setali tiga uang, Mimi menilai target tersebut juga dapat tercapai namun dengan asumsi tidak ada PPKM atau PSBB yang berkepanjangan dan vaksinasi terbukti efektif dan berjalan lancar. Lebih lanjut, dia memperkirakan pendapatan INTP pada 2020 akan sebesar Rp 14,1 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 1,5 triliun. Sementara untuk 2021, pendapatan INTP akan mencapai Rp 15,3 triliun dengan laba bersih Rp 1,9 triliun.

“Kami juga menilai salah satu keunggulan INTP adalah posisi balance sheet (neraca) yang kuat, sehingga membuat INTP lebih tangguh dalam masa yang penuh volatilitas seperti saat ini,” tambah dia.

Mimi pun merekomendasikan untuk beli saham INTP dengan target harga Rp 16.050 per saham yang mengimplikasikan P/E 30,5 kali. Zamzami juga merekomendasikan untuk beli saham INTP dengan target harga Rp 18.500 per saham. Rabu (13/1), harga saham INTP menguat 0,68% ke Rp 14.750 per saham.