Pendapatan Adhi Karya (ADHI) Melonjak 42,3%, Laba Bersih Naik 23,5%

21 Agustus 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id – PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengantongi laba bersih Rp 10,23 miliar pada semester I-2022, naik 23,53% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 8,28 miliar.

Adapun pendapatan usaha Adhi Karya mencapai Rp 6,32 triliun pada semester I-2022, meningkat 42,3% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 4,44 triliun. Laba periode berjalan melonjak 338,8% menjadi Rp 35,38 miliar dari Rp 8,06 miliar.

Namun, pertumbuhan pendapatan emiten berkode saham ADHI ini diikuti oleh kenaikan beban pokok pendapatan sekitar 49% menjadi Rp 5,62 triliun dari Rp 3,77 triliun. Sementara itu, laba per saham dasar perseroan naik menjadi Rp 2,87 dari Rp 2,33.

Dari sisi neraca keuangan, total liabilitas BUMN Karya tersebut turun menjadi Rp 33,13 triliun pada semester I-2022 dari Rp 34,24 triliun pada periode sama tahun lalu. Penurunan ini paling besar dipengaruhi oleh berkurangnya liabilitas jangka pendek dari Rp 31,12 triliun pada semester I-2021 menjadi Rp 26,12 triliun pada tengah tahun ini.

Selanjutnya ekuitas ADHI per 30 Juni 2022 tercatat sebesar Rp 6,06 triliun, naik tipis dari Rp 5,65 triliun pada tengah tahun 2021. Hasilnya, jumlah liabilitas dan ekuitas ADHI per 30 Juni 2022 sedikit turun menjadi Rp 39,2 triliun dari Rp 39,9 triliun pada akhir Juni 2021.

Masih di periode sama yakni hingga Juni 2022, ADHI merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar Rp 12,2 triliun, meningkat 82% dibandingkan Januari-Juni 2021 sebesar Rp 6,7 triliun.

Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto menjelaskan, beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI pada Juni 2022 di antaranya Proyek Pelebaran Jalan Tol Tangerang-Merak dan Bendungan Janelata di Gowa. Ada pula kontrak kerja untuk proyek Gedung Presisi Divisi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Polri di Jakarta, serta Piping Works and Steel Structure Proyek Smelter Manyar Gresik.

“Profil kontribusi perolehan kontrak baru sampai dengan Juni 2022 dari lini bisnis konstruksi mendominasi sebesar 85%, properti sebesar 6%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya,” jelas Farid dalam keterangan resmi, baru-baru ini.

Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan yang diperoleh, kontrak baru ADHI dari jenis proyek jalan dan jembatan mendominasi yakni sebesar 50%. Disusul, kontrak baru dari proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, dan proyek energi sebanyak 41%. Sisanya 9% kontrak baru yang diperoleh ADHI setengah tahun ini berasal dari tipe pekerjaan gedung.

Sementara itu, berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yang bersumber dari pemerintah adalah 15%, BUMN dan BUMD 5%, serta proyek kepemilikan swasta atau lainnya termasuk proyek investasi 80%.

Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily